SinarHarapan.id – Kebumen dan Meratus kini menjadi geopark global resmi. Keduanya menambah daftar Geopark Indonesia di UNESCO. Dewan Eksekutif UNESCO secara resmi menetapkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus sebagai UNESCO Global Geoparks (UGGs) dalam sidang ke-221 di Paris, Prancis, 2 hingga 17 April 2025.
Sebanyak 58 negara anggota hadir dalam sidang penting tersebut. Negara-negara ini termasuk Indonesia sebagai salah satu anggotanya.
Seluruh anggota menyetujui hasil sidang secara konsensus.
Mereka menyetujui 16 geopark baru sebagai UNESCO Global Geoparks. Usulan dari Geopark Council UNESCO. Pengajuan dalam sidang konsil September dan Desember 2024. Usulan dari 11 negara berbeda. Termasuk dua geopark dari Indonesia: Kebumen dan Meratus.
Baca Juga: Kebaya Diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Kini Indonesia memiliki 12 geopark dalam daftar tersebut. Sebelumnya ada 10 Geopark Indonesia dalam daftar UGGs.
Geopark Batur menjadi yang pertama dari Indonesia. Lalu, Geopark Belitong dari Pulau Belitung. Kemudian, Geopark Ciletuh di Sukabumi juga sudah tercatat.
Gunung Sewu termasuk Geopark resmi sejak lama. Juga, Geopark Itjen terkenal dengan kawah belerangnya. Geopark Maros Pangkep menjadi wakil dari Sulawesi Selatan.
Geopark Merangin Jambi punya warisan fosil berharga. Raja Ampat dikenal akan keanekaragaman hayatinya. Geopark Rinjani mewakili Pulau Lombok. Kaldera Toba sudah lama masuk daftar UNESCO.
Makna Strategis dari Status UNESCO
Sementara itu, status geopark UNESCO membawa tanggung jawab besar. Setiap geopark wajib melestarikan kekayaan geologisnya. Pengelolaan secara berkelanjutan dan partisipatif.
Selain itu, Geopark juga harus mempromosikan nilai budaya lokal. Status ini menuntut peran aktif masyarakat sekitar. Edukasi publik menjadi bagian penting dari peran geopark.
Pelestarian alam menjadi amanah. Komitmen Indonesia untuk konservasi semakin kuat. Status ini juga meningkatkan peran Indonesia di dunia. Indonesia berkontribusi dalam pelestarian warisan geologis global.
Peran Indonesia di Kancah Global
Penetapan ini bukti pengakuan dunia terhadap Indonesia. Indonesia menunjukkan komitmen dalam perlindungan bumi. Keikutsertaan ini menguatkan posisi Indonesia di UNESCO.
Keberhasilan ini hasil kerja sama banyak pihak. Pemerintah pusat dan daerah mendukung penuh pengajuan ini. Masyarakat lokal juga ikut berperan aktif dalam pelestarian.
Promosi budaya dan geologi menjadi misi utama geopark. Geopark Indonesia kini menjadi destinasi wisata unggulan. Peningkatan ekonomi lokal turut menjadi dampak positif. Geopark membawa manfaat sosial, budaya, dan ekonomi menyeluruh.
Masa Depan Geopark di Indonesia
Penetapan ini bukan akhir, tapi awal perjalanan. Geopark Indonesia akan terus bertambah di masa depan. Peluang daerah lain untuk masuk daftar masih terbuka.
Pemerintah akan terus membina geopark potensial lainnya. Edukasi dan pelibatan komunitas akan terus diperkuat.
Promosi internasional menjadi strategi jangka panjang.
Pariwisata berkelanjutan menjadi bagian dari pengelolaan geopark. Indonesia menargetkan lebih banyak geopark diakui UNESCO. Inovasi pengelolaan dan kolaborasi akan terus dikembangkan. Geopark akan menjadi simbol harmoni alam dan budaya.
Sebelas Negara Ajukan Geopark Baru
Dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO, 11 negara ajukan geopark baru. Republik Rakyat Tiongkok mengusulkan Kanbula dan Yunyang. Korea Utara mengajukan Mt. Paektu sebagai geopark global.
Lalu, Ekuador membawa Napo Sumaco dan Tungurahua ke forum ini. Italia menominasikan Geopark Mur dari wilayahnya. Norwegia mengusulkan Geopark Fjord Coast.
Kemudian, Korea Selatan menyodorkan Geopark Danyang dan Gyeongbuk. Arab Saudi menominasikan Salma dan North Riyadh. Spanyol mengajukan Costa Quebrada ke UNESCO.
Juga, Inggris menyodorkan pulau Arran sebagai geopark global. Vietnam membawa Geopark Lang Son dalam usulannya.