SinarHarapan.id – Dari balik pintu masuk Food Lover’s Market di Castle Gate Mall, Pretoria, aroma bumbu tumis yang menggoda menyambut para pengunjung. Pada Sabtu, 28 Juni 2025, stan bertajuk “Indonesia Spice Up the World: Cooking Demo” menjelma menjadi panggung kecil bagi kuliner dan budaya Indonesia di jantung Afrika Selatan.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg bekerja sama dengan KBRI Pretoria. Tujuannya tak semata mempromosikan produk makanan dan minuman Indonesia, tapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara lewat jalur yang kian populer: gastrodiplomasi.
Suasana semakin semarak ketika Chef Tio asal Indonesia mulai mempertunjukkan cara memasak hidangan khas. Mulai dari pemilihan bahan hingga penyajian, para pengunjung diajak menyaksikan langsung bagaimana rempah-rempah Indonesia diolah menjadi sajian penuh cita rasa. Di antara berbagai hidangan yang diperkenalkan, seperti mie goreng, ayam goreng, dan martabak, nasi goreng justru menjadi bintang utama hari itu.
“Nasi gorengnya beda! Aromanya langsung menggugah selera,” ujar seorang pengunjung lokal sambil mencicipi suapan pertamanya. Banyak dari mereka baru pertama kali mencoba masakan Indonesia, dan sebagian besar langsung jatuh hati pada paduan rasa gurih, pedas, dan manis yang khas.

Tak hanya makanan, pengunjung juga disuguhi pertunjukan budaya. Tarian Kelana Topeng yang dibawakan oleh Anton Prabowo tampil anggun dan penuh makna. Alunan musik tradisional Nusantara turut menambah kedalaman pengalaman budaya bagi para pengunjung mall yang biasa disuguhi musik pop atau ritme Afrobeat.
Promosi Kuliner Indonesia
Kepala ITPC Johannesburg, Efri Yenni, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian promosi kuliner Indonesia di Afrika Selatan. “Cooking demo ini adalah bentuk konkret promosi produk makanan-minuman Indonesia sekaligus membangun kedekatan budaya dengan masyarakat setempat,” ujarnya.
Yenni juga mengungkapkan bahwa sebelumnya, pada 10–12 Juni lalu, ITPC Johannesburg telah mengikuti pameran Africa Food Show di Cape Town. Di sana, 17 perusahaan Indonesia berpartisipasi memperkenalkan produknya kepada calon mitra dagang dari berbagai negara.
“Kegiatan di Pretoria ini tak lepas dari dukungan KBRI dan kerja sama dengan retailer besar seperti Food Lover’s Market. Kami harap kegiatan seperti ini bisa memperluas peluang ekspor produk makanan Indonesia ke Afrika Selatan,” kata Yenni.
Dukungan juga datang dari pelaku industri. Widyawan Pradana, Manajer Internasional PT Indofood untuk kawasan Afrika Selatan, menyambut baik kegiatan ini. “Indomie, sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia, menjadi lebih dikenal berkat acara ini. Terutama bagi masyarakat lokal yang mulai penasaran dengan rasa khas Asia,” ujarnya.
Lebih dari sekadar promosi, kegiatan ini menyiratkan semangat untuk membangun jembatan antarbangsa lewat piring makan dan pentas budaya. Di tengah dunia yang kerap terkotak-kotak oleh perbedaan, sepiring nasi goreng ternyata mampu menjadi alat pemersatu. Dan Pretoria, hari itu, seolah berubah menjadi bagian kecil dari Nusantara.