SinarHarapan.id – Pasangan Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil dan Calon Wakil Gubernur Jakarta Suswono (RIDO) berharap bisa mengatasi persoalan warga Jakarta dalam memiliki hunian dengan cara membangun hunian vertital. Pasalnya, Jakarta memiliki indeks yang rendah dalam penyediaan perumahan.
Menurut survei yang dilakukan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) pada tahun 2022, kemudahan memiliki rumah di Jakarta hanya mendapatkan skor 50. Dengan kata lain, masyarakat Jakarta masih mengalami kesulitan untuk memiliki rumah.
Juru Bicara RIDO, Mulya Amri tak menampik jika ada warga yang menyangsikan rencana pembangunan hunian verital. “Hunian vertikal di pusat kota Jakarta sering dianggap orang kurang masuk akal, tetapi sebetulnya sangat masuk akal karena di pusat kota yang mahal adalah lahannya. Sementara biaya konstruksi untuk membangun hunian vertikal itu sama saja, antara dibangun di pusat kota maupun di pedesaan. Jadi yang perlu diakali adalah bagaimana mengurangi biaya tanahnya,” jelas dia saat diwawancara, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Menurut Mulya, biaya tanah ini bisa dikurangi dengan menambah jumlah unit di atas lahan yang dibangun. Pengurangan biaya lahan juga bisa diakali dengan menggunakan lahan milik Pemda DKI. “Pemda DKI punya banyak lahan di pusat kota yang bisa dimanfaatkan untuk hunian vertikal, seperti pasar, stasiun, terminal. Ini konsep simbiosis mutualisme juga karena pasar butuh pembeli yang berasal dari warga dan warga butuh pasar,” cetus Mulya.
Lantaran lahan digunakan untuk membangun hunian vertikal merupakan lahan milik Pemda, kata Mulya hampir dipastikan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli lahan. Dampaknya, unit yang dijajakan untuk warga bisa sangat terjangkau.
“Belum lagi nanti ditambah dengan program pemerintah pusat seperti program tiga juga rumah dari Presiden terpilih Pak Prabowo. Lalu ada juga memanfaatkan dana kewajiban dari pengembang dan lain-lain. Unitnya bisa semakin terjangkau. Berdasarkan hal ini kami menganggap hunian verital bisa dibangun di Jakarta,” paparnya.
Terlebih, Mulya mengatakan konsep hunian vertikal ini sudah ada contohnya di luar negeri. “Sebenernya, konsep ini sudah ada di negara yang maju. Di Hongkong, di Jepang, sudah ada karena keterbatasan lahan. Ini konsep yang memang sudah terbukti bisa dilakukan,” ungkap Mulya.
Menurut Mulya, program hunian vertikal ini menghadirkan banyak manfaat. Selain bisa kembali mengumpulkan sanak saudara di Jakarta, program ini juga akan mengurangi kemacetan dan polusi udara. “Tentunya kalau kita bisa bawa kembali teman-teman untuk tinggal di pusat kota, dampaknya nanti kemacetan akan berkurang, polusi akan berkurang, seperti itu,” kata dia.
Oleh karena itu, ia menilai program hunian vertikal menjadi tanda bahwa pasangan RIDO memiliki ide dan kreativitas yang tidak terbatas. Menurut dia, ide-ide yang inovatif sangat diperlukan untuk membangun Jakarta menjadi kota global.
“Nah di sini tim RIDO sangat kreatif. Sebetulnya Jakarta kalau kita mau cari-cari itu lahannya ada kok, enggak kurang asal kita mau berkreasi,” tutup Mulya.