SinarHarapan.id – Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan PT Mitra Adiperkasa, Tbk (MAP) memfasilitasi penjajakan bisnis bagi UMKM fesyen. Kegiatan ini berlangsung di kantor Kemendag pada Kamis (27/2).
Sebanyak 21 merek fesyen UMKM bertemu dengan berbagai department store yang berada di bawah MAP. Langkah ini bertujuan memperkuat produk lokal di ritel modern dan meningkatkan pemasaran dalam negeri.
Komitmen Kemendag dalam Penguatan Produk Lokal
Menteri Perdagangan Busan menegaskan komitmen Kemendag dalam membantu pemasaran produk UMKM. “Penjajakan bisnis ini merupakan langkah konkret agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar, tetapi juga produsen besar industri fesyen global,” ujar Busan.
Pasar fesyen Indonesia terus berkembang pesat. Pada 2025, nilai transaksi pakaian jadi diperkirakan mencapai USD 23,61 miliar. Pertumbuhan tahunan selama lima tahun ke depan di proyeksi sebesar 3,67 persen.
Baca Juga: Kemendag dan Kemendes PDT Kembangkan Desa Ekspor
Program Pengamanan Pasar Dalam Negeri menjadi salah satu prioritas Kemendag. Busan menekankan pentingnya mengisi pasar domestik dengan produk lokal berkualitas yang mampu bersaing dengan produk impor.
Keberhasilan UMKM dalam Business Matching
Dari 21 UMKM yang mengikuti penjajakan bisnis, empat merek berhasil mencapai kesepakatan dengan MAP. Keempat merek tersebut adalah E BOON, KAYO, I2NETA, dan BLANKENHEIM. Mereka menandatangani MoU dengan Sogo, Seibu, Galeries Lafayette, dan Alun-Alun Indonesia.
MAP menegaskan keseriusannya dalam mendukung UMKM lokal agar seluruh peserta dapat menjalin kerja sama. Mendag Busan mengapresiasi langkah ini sebagai bukti daya saing produk UMKM Indonesia.
Sebanyak 21 UMKM yang mengikuti kegiatan ini merupakan hasil kurasi dari 396 UMKM fesyen. Kemendag bekerja sama dengan ritel modern guna meningkatkan serapan produk lokal.
Produk Lokal Capai Standar Internasional
Empat ritel MAP telah berstandar internasional. “Masuknya UMKM ke ritel ini membuktikan bahwa produk mereka telah memenuhi standar internasional,” ungkap Busan. Hal ini menandakan bahwa produk fesyen UMKM siap bersaing di pasar ekspor.
Salah satu peserta, Nita Beliani Burhan dari BELYANZA, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah. “Kami siap berkembang di pasar modest fashion ritel,” ujar Nita.

Sementara itu, Chania Mayastuti dari Loftjoy, menyampaikan apresiasi atas dukungan serta kesempatan untuk masuk ke department store. “Ini adalah langkah besar bagi kami dalam membawa fashion sport lokal ke pasar yang lebih luas. Dukungan ini semakin memotivasi kami untuk terus berinovasi dan menghadirkan produk berkualitas yang membanggakan Indonesia,” kata Chania.
MAP Dukung Kemitraan dengan UMKM
Direktur PT Mitra Adiperkasa, Handaka Santosa, menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen pada 2024. Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar dalam pencapaian ini.
MAP telah bermitra dengan UMKM dalam berbagai sektor, seperti fesyen pria dan wanita, dekorasi rumah, kosmetik, serta aksesori. Saat ini, 81 persen dari 365 merek yang tersedia di MAP merupakan merek lokal.
“Pelaku UMKM sering kesulitan menemukan ritel untuk memasarkan produk mereka, sementara ritel juga mengalami kendala mencari produk berkualitas. Kemendag berperan besar dalam mempertemukan kami dengan supplier potensial,” kata Handaka.
Kontribusi Ritel bagi Pertumbuhan Ekonomi
Sektor ritel terus berkembang sebagai bagian utama dari konsumsi domestik. Handaka berterima kasih kepada Mendag Busan atas dorongan untuk meningkatkan kemitraan dengan UMKM.
MAP juga melihat peluang ekspor bagi produk UMKM. “Kami berharap volume bisnis terus meningkat guna mendukung penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Handaka.