SinarHarapan.id-Memasuki era endemi, perekonomian kian membaik di segala bidang.
Kementerian Keuangan memproyeksikan ekonomi domestik tumbuh positif kisaran 5,4%-6,0% pada kuartal III-2022.
Namun demikian, secara global masih dihadapkan oleh pelemahan ekonomi yang terus berlanjut sebagai dampak dari lonjakan inflasi dan suku bunga sehingga dapat mengakibatkan potensi adanya resesi di tahun
2023.
Akibatnya, IMF merevisi pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%. Di samping itu, perlambatan ekonomi global juga semakin diperburuk dengan tensi geopolitik, dan perlambatan ekonomi China yang masih perlu diwaspadai.
Terjadinya pengetatan kebijakan moneter di negara maju memberikan tekanan pada nilai tukar di beberapa
negara temasuk emerging market.
Di domestik, nilai tukar Rupiah pada September 2022 terdepresiasi sebesar 6% ytd menjadi Rp15.227/USD.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan tingkat inflasi, Bank Indonesia lebih agresif menaikkan suku bunga BI7DRR sebanyak 3 kali menjadi 4,75% pada Oktober 2022.
Sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlanjut, industri otomotif mencatatkan
pertumbuhan penjualan ritel mobil baru domestik sebesar 22% y/y dari 600 ribu unit menjadi 732 ribu unit.
Sementara penjualan ritel motor baru domestik meningkat 2% y/y menjadi 3,8 juta unit di 9M22.
“ Pembiayaan baru Perusahaan tercatat tumbuh sebesar 21% y/y menjadi Rp21,9 triliun. Pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motor masing-masing meningkat sebesar 37% y/y dan 2% y/y. Sejalan dengan peningkatan pembiayaan baru, per September 2022 total piutang yang dikelola (termasuk porsi pembiayaan bersama) berhasil tumbuh sebesar 5% y/y menjadi sebesar Rp 41,8 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya”, jelas I Dewa Made Susila, Presiden Direktur.(2/11/2022)
Dalam mendukung Pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Adira Finance bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) menggelar Festival Kreatif Lokal (FKL) yang diselenggarakan di 5 Desa
Wisata pada Agustus – November 2022.
Melalui kegiatan ini diharapkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat lebih maju terutama segmen UMKM.
“Selain itu, kami juga menyelenggarakan Adira SOBAT
Expo yang merupakan pameran pembiayaan multi produk Adira Finance di lebih dari 20 titik yang tersebar di seluruh Indonesia pada Agustus – Oktober 2022.” Kata I Dewa Made.
Dari sisi keuangan, pendapatan bunga Adira Finance meningkat sebesar 2% y/y menjadi Rp6,7 triliun, sementara beban bunga turun 5% y/y menjadi Rp2,3 triliun yang sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.
Sehingga, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 6% y/y menjadi Rp4,4 triliun dan margin bunga bersih meningkat dari 13,1% menjadi 18,1% di 9M22.
Beban operasional relatif stabil menjadi Rp2,7 triliun, sementara cost of credit terus mengalami penurunan
sebesar 39% y/y menjadi Rp683 miliar hingga September 2022. Hasilnya, Adira Finance berhasil membukukan laba bersih naik signifikan sebesar 52% y/y menjadi Rp1,1 triliun.
Sehingga Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan
masing-masing meningkat menjadi 6,3% dan 17,3% dari sebelumnya sebesar 3,7% dan 12,6% di 9M21.
Per posisi September 2022, rasio gross NPL konsolidasi menunjukkan tren yang membaik dan dikelola dilevel 1,9%, turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,2%.
Dari sisi pendanaan, Perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan
berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan Perusahaan induknya, Bank Danamon dan
memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi. Per posisi September 2022, Pembiayaan Bersama mewakili 47% dari piutang 2022.(Red/Iw)