SinarHarapan.id – Lahan perbukitan dengan jenis vegetasi semak belukar dan padang savana di bukit Budug Asu, lereng Gunung Arjuno, terbakar pada Sabtu (26/8) malam pukul 22.00 WIB. Kebakaran lahan itu kemudian meluas hingga Curah Sriti dan Bukit Lincing yang masuk dalam wilayah administrasi Desa Pasawahan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Hasil pemantauan sementara yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, kebakaran begitu cepat meluas karena faktor angin dan jenis vegetasi yang mudah terbakar. Bahkan kebakaran hutan itu telah meluas hingga memasuki wilayah Pasuruan dan Mojokerto.
Kondisi medan yang terjal berada di punggung lereng Gunung Arjuno menyulitkan tim gabungan untuk melakukan pemadaman. Belum diketahui penyebab kebakaran lahan perbukitan tersebut. Cakupan luasan kebakaran tersebut masih dalam asesmen lanjutan.

Adapun kebakaran lahan di lereng Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, yang terjadi pada Jumat (25/8), dilaporkan meluas hingga mencakup 151 hektar. Kondisi arah angin yang berubah-ubah menjadi faktor pemicu perluasan kebakaran lahan tersebut.
Upaya pemadaman yang dilakukan mengalami sedikit kendala karena medan yang cukup terjal sehingga tim gabungan harus menggunakan cara-cara manual. Selain menggunakan pemadaman darat, tim gabungan juga membuat sekat bakar demi menghalau api agar tidak semakin meluas.
Menurut perkembangan laporan dari lapangan, wilayah yang terbakar meliputi blok Talaga Bogo, Batu Luhur, blok Batu Kuda, blok Batu Beuhuengan, blok Tegal Bodas, blok Jalan Maling, blok Panjak Rama, blok Karang Dinding dan blok Jalan Bukit Seribu Bintang.
Hingga hari ini Minggu (27/8), personel gabungan dari Balai TN Gunung Ciremai, TNI, Polri, BPB, UPT Damkar, Pol PP, aparat desa dan kecamatan, Pengelola ODTWA Batu Luhur, PDAM, Pengelola KRK, MPA Pasawahan, Relawan, Forum Ciremai, MPA Bantaragung dan masyarakat setempat terus melakukan upaya-upaya pemadaman dan pemantauan titik api.
Adapun kebakaran hutan dan lahan terjadi di Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Jumat (25/8). Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, peristiwa itu dipicu akibat adanya praktik pembersihan lahan dengan cara dibakar. Api kemudian merembat hingga merambah hutan dan lahan yang lainnya.
Hasil kaji cepat, kebakaran itu telah melahap lahan seluas 40 hektar. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri dan instansi setempat berhasil memadamkan sebagian besar kebakaran tersebut, kendati demikian titik api masih terpantau di beberapa lokasi. Tim terus menyisir beberapa lokasi untuk asesmen dan pemadaman hingga pendinginan lebih lanjut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan upaya pembersihan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar. Sebab, hal itu merupakan praktik ilegal dan melanggar hukum.
Musim kemarau pada tahun ini diprakirakan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga dapat menjadi faktor pemicu bencana karhutla. Oleh sebab itu, BNPB juga meminta kepada pemerintah daerah agar terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana kekeringan dan karhutla yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.