SinarHarapan.id-Ketahanan energi nasional adalah isu penting yang terus perlu mendapat perhatian, terutama dalam transisi energi dan pemanfaatan sumber daya alam.
Gas bumi menjadi salah satu energi alternatif utama untuk mendukung ketahanan energi menuju swasembada energi.
Diskusi bertema “Memacu Infrastruktur Gas Menuju Swasembada Energi” diadakan di Hotel Ibis Menteng, Jakarta, pada 26 Februari 2025.
Acara ini menghadirkan pemangku kepentingan energi untuk membahas percepatan infrastruktur gas dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Laode Sulaeman, Direktur Infrastruktur MIGAS, menegaskan gas bumi sebagai sumber energi andalan bagi ketahanan energi Indonesia.
Ia menyatakan pentingnya memanfaatkan gas bumi untuk mendukung ketahanan energi di tengah dinamika dunia yang berkembang.
Pada 2024, realisasi lifting gas bumi mencapai 5.481 mmscf/d, dengan 67,08% disalurkan untuk gas domestik.
Laode menekankan pentingnya memperluas distribusi gas untuk memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat berbagai lapisan.
Transisi energi memerlukan penyesuaian, meski tantangannya, pemerintah berupaya mencari solusi terbaik melalui kolaborasi banyak pihak.
Gas bumi dipandang sebagai energi andalan nasional, dengan prospek stabil hingga 2050 menurut International Energy Agency (IEA).
Laode menambahkan, gas bumi tetap penting untuk ketahanan energi dalam transisi energi global.
Hudi Suryodipuro, Kepala Divisi Program SKK Migas, menyatakan gas bumi mendukung swasembada energi dan hilirisasi industri.
Ia menekankan potensi gas besar di Indonesia, dengan lebih dari 50% penemuan lapangan baru adalah gas.
Gas bumi adalah energi transisi yang dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil lainnya, ujarnya.
Ia juga menambahkan optimisme terhadap perkembangan industri gas Indonesia, terutama dengan temuan besar di Sumatera Utara dan Selat Makassar.
Hudi menutup dengan menyatakan bahwa “ini adalah era gas,” menunjukkan potensi besar gas bumi untuk masa depan energi Indonesia.