SinarHarapan.id – Pengutan Indeks S&P 500 terjadi pada penutupan pada hari Selasa (4/10/2022). Setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dan kenaikan suku bunga Australia yang lebih kecil dari perkiraan memicu harapan untuk pengetatan yang kurang agresif oleh Federal Reserve.
Dow Jones Industrial Average naik 825,43 poin atau 2,8% menjadi 30.316,32, S&P 500 naik 112,5 poin atau 3,06% pada 3.790,93, dan Nasdaq Composite menambahkan 360,97 poin atau 3,34% pada 11.176,41. Kenaikan ini merupakan satu hari terbesar untuk S&P 500 sejak Mei 2020. Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 membukukan reli dua hari terbesar sejak April 2020.
Permintaan tenaga kerja tetap cukup kuat, lowongan pekerjaan AS turun paling dalam dalam hampir 2,5 tahun pada bulan Agustus sebagai tanda misi The Fed untuk menjinakkan inflasi dengan menaikkan suku bunga bekerja untuk memperlambat ekonomi. Reserve Bank of Australia (RBA) mengejutkan pasar dengan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari perkiraan sebesar 25 basis poin.
Tingkat kasnya naik ke puncak sembilan tahun setelah enam kali kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan dalam siklus pengetatan yang juga dilakukan oleh bank sentral lainnya. Anthony Saglimbene, chief market strategist Ameriprise Financial mengatakan, RBA adalah bank sentral besar pertama yang mengakui bahwa sekarang adalah waktu untuk melambat setelah secara agresif menaikkan suku bunga tahun ini.
Gubernur The Fed Philip Jefferson mengatakan, inflasi adalah masalah paling serius yang dihadapi bank sentral AS dan “mungkin perlu waktu” untuk mengatasinya. Presiden The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan, bank sentral perlu memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga. (Red)