Internasional

Menlu Sugiono Desak Langkah Tegas Perlucutan Senjata

×

Menlu Sugiono Desak Langkah Tegas Perlucutan Senjata

Sebarkan artikel ini

Menlu RI mendesak komunitas internasional untuk bertindak segera. Stabilitas global harus dipulihkan dengan komitmen baru. Dunia memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk berubah.

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Uruguay, Omar Paganini, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Rio de Janeiro, Brasil. (Foto: Kemlu RI)

SinarHarapan.id – Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Sugiono menyatakan bahwa dunia semakin rentan terhadap ancaman keamanan. Persaingan strategis antar-negara semakin tajam. Komitmen perlucutan senjata mengalami kemunduran. Program senjata nuklir terus berkembang. Ketergantungan pada doktrin nuklir meningkat. Risiko konflik dan kecelakaan nuklir semakin tinggi.

“Senjata nuklir tidak menjamin keamanan, tetapi justru menjadi ancaman,” tegas Menlu RI dalam pertemuan High Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss, Senin (24/2).

Perlunya Langkah Nyata

Menlu RI mendesak komunitas internasional untuk bertindak segera. Stabilitas global harus di pulihkan dengan komitmen baru. Dunia memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk berubah. “Kita harus mengambil langkah tegas mendorong perlucutan senjata,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Dorong Kejelasan Soal Kapal Selam Nuklir

Conference on Disarmament harus menjalankan mandatnya. Proses perundingan perlucutan senjata nuklir harus di percepat. Instrumen hukum untuk jaminan keamanan perlu di bentuk. Kawasan Bebas Senjata Nuklir harus diperkuat. Larangan uji coba nuklir perlu di tegakkan lebih ketat.

Peran Conference on Disarmament

Conference on Disarmament adalah forum utama untuk membahas perlucutan senjata. Forum ini memiliki 65 anggota, termasuk Indonesia. Sejak 1978, forum ini menghasilkan berbagai perjanjian penting. Beberapa di antaranya adalah NPT, BWC, CWC, dan CTBT.

Indonesia terus berkomitmen dalam upaya perlucutan senjata. Presiden Prabowo mendukung upaya perdamaian dunia. “Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia akan terus berkontribusi untuk perdamaian dan keamanan global,” kata Menlu RI.

Komitmen Indonesia dalam Perlucutan Senjata

Menlu RI menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap perlucutan senjata. Lanskap keamanan global semakin rapuh. Rivalitas strategis semakin dalam. Perjanjian pengendalian senjata mengalami kemunduran. Risiko konflik nuklir semakin tinggi.

Namun, situasi ini bisa di ubah. “Kita memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk mengubahnya,” kata Menlu RI. Komunitas internasional harus memperbarui komitmennya. Stabilitas global harus di pulihkan. Doktrin keamanan harus di tinjau kembali.

Sementara itu, senjata nuklir hanya memperburuk ketidakstabilan global. Dampaknya terhadap kemanusiaan dan lingkungan sangat besar. “Satu-satunya cara untuk menghilangkan risiko nuklir adalah menghilangkan senjata nuklir,” kutip Menlu RI dari Sekjen PBB Antonio Guterres.

Juga,  Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Larangan Senjata Nuklir (TPNW). Negara lain di dorong untuk melakukan hal yang sama. Negara-negara pemilik senjata nuklir harus memenuhi kewajiban perlucutan senjata. “Negara-negara ini harus bernegosiasi dengan itikad baik,” ujar Menlu RI.

Langkah Konkret Menuju Dunia Bebas Nuklir

Kemudian, Menlu Sugiono menyerukan beberapa langkah konkret. Pertama, memperkuat komitmen terhadap tiga pilar NPT. Pilar tersebut adalah non-proliferasi, perlucutan senjata, dan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.

Kedua, membentuk jaminan keamanan yang mengikat secara hukum. Ketiga, memperkuat Kawasan Bebas Senjata Nuklir. Keempat, menegakkan larangan uji coba nuklir. Perjanjian CTBT harus segera berlaku.

Kelima, mengatasi tantangan keamanan baru. Teknologi kecerdasan buatan dan senjata otonom harus di atur. “Kita harus memastikan teknologi ini tidak mengancam perdamaian dan keamanan,” kata Menlu RI.

Seruan untuk Bertindak

Pada akhirnya, perlombaan senjata nuklir merupakan ancaman eksistensial. “Kita tidak bisa mengabaikan ancaman ini,” ujar Menlu RI. Retorika harus diubah menjadi tindakan konkret. Indonesia akan terus memperjuangkan perlucutan senjata.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia berkomitmen untuk keamanan global. “Ini bukan sekadar tanggung jawab, tetapi sebuah keharusan. Saatnya bertindak adalah sekarang,” tegas Menlu Sugiono.