SinarHarapan.id – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Republik Rakyat China dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks. Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya pada resepsi peringatan 75 tahun hubungan diplomatik RI-China di Beijing, Senin malam (21/4).
Hadir ejumlah pejabat tinggi dari kedua negara, antara lain Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Menteri Pertahanan Nasional China Laksamana Dong Jun, Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun.
Baca Juga: 75 Tahun RI–China: Dari Diplomasi ke Aksi Strategis
Dalam pidatonya, Menlu Sugiono menyebut peringatan 75 tahun hubungan diplomatik bukan sekadar penanda waktu, tetapi cerminan dari komitmen jangka panjang kedua bangsa. “Tujuh puluh lima tahun bukan sekadar angka. Ini adalah bukti dari tekad kita bersama,” ujarnya.
Semangat Bandung dan Tantangan Global
Menlu Sugiono mengajak hadirin untuk kembali mengingat semangat Konferensi Asia-Afrika atau Bandung Spirit tahun 1955, yang menjadi dasar solidaritas negara-negara berkembang dalam memperjuangkan kesetaraan dan kedaulatan.
“Dunia saat ini kembali berada dalam ketidakpastian. Di tengah memudarnya kepercayaan dan kerja sama global, kita harus kembali meneguhkan semangat Bandung,” katanya. Ia juga mengutip pepatah China, Tong zhou, gong ji — “kita menyeberangi sungai ini dalam perahu yang sama”.
Mitra Strategis di Segala Bidang
Dalam pidatonya, Menlu Sugiono menyoroti berbagai capaian hubungan bilateral. China saat ini menjadi mitra dagang terbesar dan investor utama Indonesia. Kedua negara juga telah memperkuat kerja sama keuangan melalui penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal.
Selain sektor ekonomi, kerja sama juga tumbuh dalam bidang pendidikan, budaya, dan pariwisata. “Budaya populer China—dari gim, mode, musik hingga film—semakin dikenal dan menginspirasi masyarakat Indonesia,” ujar Sugiono.
Hubungan kedua negara juga mencapai tonggak baru dengan digelarnya 2+2 Dialogue pertama antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan dari kedua negara pada hari yang sama. “Ini langkah besar dalam memperdalam kemitraan strategis komprehensif kita,” ujarnya.
Menuju 75 Tahun Berikutnya
Menutup pidatonya, Menlu Sugiono menyampaikan harapan agar hubungan Indonesia-China tidak hanya menorehkan pencapaian, tetapi juga meninggalkan warisan. Ia mengutip pepatah China Renxin qi, Taishan yi — “ketika hati rakyat bersatu, gunung pun bisa dipindahkan.”
“Biarlah peringatan ini menjadi landasan bagi era baru kerja sama dan kemakmuran bersama,” pungkasnya.