SinarHarapan.id – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Nunung Nuryartono, mengungkapkan bahwa 62 kabupaten/kota di Sumatera masih memiliki angka kemiskinan ekstrem di atas rata-rata nasional.
Menurut Nunung, presentase kemiskinan ekstrem di Sumatera bervariasi di tiap kabupaten/kota. Meski demikian, fokus utama adalah daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem di atas 1-3 persen.
“Setiap provinsi sudah mengidentifikasi kabupaten mana yang akan menjadi prioritas untuk percepatan penanganan dalam 5 bulan ke depan,” ujar Nunung di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Nunung menyebutkan, wilayah pesisir dan daerah pertanian menjadi fokus utama dalam program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di Sumatera.
“Wilayah-wilayah pesisir ternyata menjadi hotspot kemiskinan, begitu juga dengan daerah penghasil komoditas pertanian. Ini menjadi PR kita bersama,” tambahnya.
Pemerintah kabupaten/kota telah menganggarkan dana untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem ini, dengan Pemerintah Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala.
Nunung menjelaskan beberapa strategi yang akan diterapkan, termasuk mendorong Pemda setempat untuk mengolah komoditas lokal, seperti kopi dan karet, sehingga tidak hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah, tetapi juga diolah untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Selain itu, Pemerintah Pusat dan Daerah juga akan melakukan pemetaan bagi penduduk lanjut usia (Lansia) dan disabilitas tidak produktif untuk diberikan bantuan yang sesuai. (rht)