SinarHarapan.id – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berkunjung ke Pakistan pada 8-9 Desember 2025 lalu. Dia memulai hari yang padat di Islamabad dengan pesan utama yang berulang kali ia tekankan di setiap forum: Indonesia dan Pakistan memiliki sejarah panjang, nilai bersama, dan kepentingan yang kian beririsan. Momentum itu, menurut dia, layak ditingkatkan menjadi kemitraan strategis yang lebih konkret, lebih cepat, dan lebih menyentuh kebutuhan rakyat kedua negara.
Di bawah langit musim dingin Islamabad, Selasa (9/12/2025), Prabowo disambut dengan sebuah kehormatan yang tidak biasa. Enam jet tempur JF-17 Thunder milik Angkatan Udara Pakistan mengawal pesawat kepresidenan sejak memasuki wilayah udara Pakistan—tradisi yang hanya diberikan kepada tamu negara setingkat kepala negara.
Baca Juga: Ngariung ala Pakistan, Ketika Silaturahmi Menjadi Jembatan Dua Bangsa
Presiden menyebut penyambutan itu sebagai “kehormatan besar” dan “isyarat persaudaraan,” sebuah pernyataan yang kemudian mewarnai keseluruhan kunjungan hari itu.
Akar Historis dan Nilai Bersama
Dalam pernyataan pers bersama Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Prabowo menegaskan bahwa hubungan Indonesia–Pakistan bukan semata hubungan diplomatik formal, melainkan ikatan historis yang tumbuh dari persamaan nilai sebagai dua negeri berpenduduk Muslim besar dengan komitmen terhadap Islam moderat.
“Kita memiliki nilai-nilai yang sama, kita memiliki kepentingan yang sama,” ujarnya. “Islam kita adalah Islam moderat yang mempromosikan inklusivitas dan toleransi.”
Prabowo menilai pondasi historis itu telah cukup kuat untuk melompat menuju kolaborasi yang lebih substansial. Pakistan, yang lama menjadi mitra Indonesia dalam forum dunia Islam dan kerja sama Selatan-Selatan, kini diharapkan menjadi rekan utama dalam agenda-agenda pembangunan strategis.
Dari Kesehatan hingga Teknologi
Salah satu fokus utama kunjungan Presiden adalah sektor kesehatan. Pemerintah Indonesia tengah menjalankan program besar pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan nasional. Pakistan menanggapi kebutuhan itu dengan menawarkan tenaga ahli—dokter, profesor, dan pakar kesehatan.
“Saya sangat bersyukur Pakistan bersedia membantu kami di bidang kesehatan,” kata Prabowo dalam konferensi pers. “Ini dukungan nyata untuk sektor vital.”
Kerja sama serupa turut disepakati di bidang pendidikan tinggi, teknologi, pertanian, hingga sains. Ke depan, komunikasi antarkementerian akan dipercepat untuk mengubah kesepakatan menjadi program kerja konkret.
Perdagangan: Instruksi Presiden untuk Bergerak Cepat
Prabowo menyampaikan bahwa ia telah memberikan instruksi tegas kepada para menterinya untuk mempercepat penyeimbangan hubungan perdagangan dengan Pakistan. Ia menghendaki pendekatan yang pragmatis dan berorientasi hasil.
“Kita ingin bergerak secepat mungkin di semua bidang ini,” ujarnya.
Langkah tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa hubungan ekonomi tidak lagi berjalan timpang dan dapat memberikan manfaat merata bagi kedua negara.
Sikap Bersama untuk Palestina
Di tengah dinamika geopolitik kawasan, isu Palestina menjadi salah satu titik temu paling kuat antara Indonesia dan Pakistan. Prabowo menegaskan, seperti halnya Jakarta, Islamabad juga teguh pada prinsip solusi dua negara.
“Kami tidak akan goyah dalam mendukung solusi dua negara untuk Palestina,” tegasnya.
Koordinasi lebih erat antara kementerian luar negeri kedua negara akan dilakukan untuk memastikan sikap bersama itu tetap konsisten di forum internasional.
Tujuh Dokumen Kerja Sama Ditandatangani
Puncak rangkaian pertemuan hari itu berlangsung di kediaman resmi Perdana Menteri Pakistan. Di hadapan Prabowo dan Shehbaz Sharif, tujuh dokumen MoU dan perjanjian kerja sama ditukar antara kementerian dan lembaga kedua negara. Dokumen tersebut menjadi fondasi baru bagi peningkatan hubungan bilateral.
Tujuh dokumen tersebut meliputi:
-
Pengakuan bersama Sertifikat dan Gelar Pendidikan Tinggi antara Kementerian Pendidikan Tinggi Indonesia dan Higher Education Commission Pakistan.
-
Program Hibah Indonesian Aid Scholarships bagi mahasiswa Pakistan.
-
MoU SMESCO–SMEDA untuk penguatan UMKM.
-
Kerja sama Kearsipan antara ANRI dan National Archives Pakistan.
-
Kerja sama pemberantasan narkotika antara BNN RI dan Kementerian Dalam Negeri Pakistan.
-
MoU Sertifikasi Halal antara BPJPH dan Pakistan Halal Authority.
-
MoU Kerja Sama Kesehatan.
Dokumen-dokumen tersebut disiapkan untuk membuka jalan bagi kerja sama di bidang sumber daya manusia, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan.
Pertemuan dengan Presiden Pakistan: Puncak Pengakuan
Usai rangkaian pertemuan dengan Perdana Menteri, Prabowo menuju Aiwan-e-Sadr untuk bertemu Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. Di ruang Iqbal yang bersejarah, Prabowo mendapat penganugerahan Nishan-e-Pakistan, penghargaan sipil tertinggi negara tersebut.
Penghargaan itu diberikan kepada tokoh yang dinilai berjasa besar dalam memperkuat hubungan bilateral serta berkontribusi di tingkat internasional. Sejumlah tokoh dunia yang pernah menerima penghargaan yang sama termasuk Raja Jordan Abdullah II, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.
Bagi Prabowo, penghargaan tersebut bukan sekadar pengakuan personal, melainkan penghormatan terhadap komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik dan solidaritas dunia Islam.
Optimisme Baru dan Undangan ke Jakarta
Mengakhiri rangkaian kunjungan, Prabowo menyampaikan optimisme terhadap masa depan hubungan kedua negara. Ia mengundang secara resmi Perdana Menteri Shehbaz Sharif untuk mengunjungi Indonesia.
“Saya merasa sangat optimis,” ujarnya. “Saya berharap para pemimpin Pakistan dapat melihat perkembangan kami dan memberi saran tentang bagaimana kita bisa meningkatkan kerja sama.”
Undangan itu sekaligus mengisyaratkan bahwa kunjungan ke Islamabad bukan penutup, melainkan awal dari fase baru kolaborasi Indonesia–Pakistan.
Babak Baru Diplomasi Dua Bangsa
Dari penyambutan udara oleh jet tempur Pakistan, penandatanganan tujuh dokumen kerja sama, hingga penganugerahan Nishan-e-Pakistan, seluruh rangkaian kunjungan Prabowo menunjukkan besarnya harapan Islamabad terhadap kepemimpinan Indonesia di kawasan.
Bagi Indonesia, kunjungan itu menjadi pintu masuk untuk mengakselerasi program nasional melalui kemitraan yang relevan—dari tenaga kesehatan hingga teknologi. Bagi Pakistan, kerja sama dengan Indonesia memperluas jejaring strategis sekaligus memperkuat posisi dunia Islam di forum global.
Di tengah perubahan geopolitik dunia yang semakin cepat, kedua negara tampak membayangkan masa depan yang lebih saling terhubung, saling menguatkan, dan saling meneguhkan.
Dan di Islamabad, pada hari Selasa itu, babak baru itu resmi dimulai.






