Primaya Hospital resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya seluas 2800 m2 di atap gedung rumah sakit.(RedI)

Primaya Hospital resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya seluas 2800 m2 di atap gedung rumah sakit.(RedI)

SinarHarapan.id-Terus berkomitmen terhadap teknologi ramah lingkungan, Primaya Hospital telah resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya seluas 2800 m2 di atap gedung rumah sakit.

Primaya Hospital menjadi rumah sakit yang pertama di Kota Bekasi dan rumah sakit swasta pertama di Jabodetabek yang menggunakan PLTS sebagai sumber energi alternatif dengan kapasitas lebih dari 300 kWp.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya tersebut diresmikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes, selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes, selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(RedI)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Leona A. Karnali, CEO Primaya Hospital Group dan Eka Himawan, Managing Director Xurya meresmikan penggunaan PLTS Primaya Hospital Bekasi Timur.(RedI)

Panel surya tersebut dapat menghasilkan energi bersih sebanyak 524 ribu kWh setiap tahunnya atau setara dengan penekanan emisi karbon sebesar 469 ribu kilogram per tahun. Energi bersih sebanyak 524 ribu kWh setara dengan penggunaan listrik tahunan lebih dari 250 rumah atau perjalanan menggunakan mobil listrik lebih dari 2500 mil.

Leona A. Karnali, CEO Primaya Hospital Group mengungkapkan, PLTS ini telah kami gunakan sejak 1 Juni 2024 lalu. Hasilnya kami bisa menghemat hingga 20% secara keseluruhan.(7/9/2024)

Dengan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini sama dengan menghemat lebih dari 300 Barel minyak dan mengurangi lebih dari 1.600 gram limbah nuklir. Sebagai gambaran, penekanan emisi karbon yang dihasilkan dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
ini setara dengan dampak positif penanaman lebih dari 6.000 pohon.

drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan “Dengan diresmikannya PLTS ini, Primaya Hospital dapat terus berkomitmen pada pengembangan teknologi ramah lingkungan dan menjadi pelopor dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan di sektor kesehatan. Kami berharap, langkah ini akan menginspirasi banyak pihak untuk ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan.”

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan, total emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor industri Indonesia mencapai 238,1 juta ton CO2e di tahun 2022. Penggunaan panel surya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan negatif lainnya yang dihasilkan dari sumber energi konvensional.

Eka Himawan, Managing Director Xurya mengatakan “Kami harap sistem PLTS atap yang terpasang dapat membantu Primaya Hospital untuk terus memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan penuh kepedulian. PLTS atap ini menjadi salah satu bukti komitmen dan konsistensi dari Primaya Hospital untuk terus menjaga kesehatan, baik untuk individu maupun lingkungan. PLTS atap yang terpasang di Primaya Hospital dipastikan akan beroperasi secara optimal hingga lebih dari 20 tahun mendatang.”

Kedepannya, kami juga mempersiapkan pemasangan PLTS di cabang RS Primaya lainnya, pungkas Leona A. Karnali.