SinarHarapan.id – Delapan ibu hamil mengikuti pemeriksaan kesehatan dan deteksi stunting yang digelar relawan Rabu Biru Untuk Indonesia (RBUI) di tiga unit mobil Rumah Sehat Keliling Jl. Wirasatu, Desa Cintawargi, Kec. Tegalwaru, Karawang Selatan.
Pemeriksaan ibu hamil pada bakti sosial kesehatan RBUI itu menggunakan alat deteksi janin canggih bernama TeleCTG. Alat ini diciptakan anak bangsa untuk membantu mengentaskan tingginya angka stunting (tumbuh kembang janin buruk) di Indonesia. Alat ini merupakan satu-satunya di dunia untuk memantau perkembangan janin bayi di kandungan.
Hingga kini prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 21 persen, sementara pemerintah menargetkan angka stunting turun di 14 persen pada tahun 2024.
Menurut Abraham Auzan, salah satu pencipta TeleCTG, pemeriksaan ibu hamil pakai alat ini dimulai dengan pemeriksaan tanda vital kesehatan, lalu tim medis melakukan rekaman cardiotocografi pakai TeleCTG.
Data yang direkam TeleCTG dikirimkan nakes di lapangan ke dokter spesialis kandungan di rumah sakit atau dimana pun melalui platform telemedicine. Pengiriman data ini sangat praktis karena cuma melalui handphone.
Selanjutnya, dari jarak jauh dokter spesialis kandungan memberikan diagnosa cepat dan tepat terkait rekaman TeleCTG tersebut. Dan, dokter spesialis kandungan pun dapat dengan jelas mendeteksi faktor risiko kehamilan serta pengobatannya.
“Dari hasil rekaman TeleCTG, dokter akan mengetahui apakah ibu hamil memiliki faktor risiko kehamilan stunting intra uterine (potensi stunting di kandungan) atau tidak. Sehingga tim medis bisa melakukan intervensi secara dini dalam rangka pencegahan stunting semasa masih di kandungan,” papar Abraham.
Di tempat sama, Ny. Siti Jamilah, 30, ibu yang tengah hamil 28 minggu mengatakan, dirinya tidak perlu repot datang ke rumah sakit besar di kota untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Karena kini sudah ada alat canggih yang praktis bisa memeriksa kesejahteraan kandungannya secara dini.
“Pemeriksaan saya pun cepat, hanya 20 menit sudah ada hasilnya,” ucap Ny. Siti Jamilah yang mengandung anak kedua seperti tertulis dalam rilis yang diterima Sabtu (14/1/2024).
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Relawan Prabowo – Gibran, Rabu Biru Untuk Indonesia (RBUI), Henny Daeng Parani mengatakan, pemeriksaan kesehatan di Karawang Selatan ini menyasar 200 warga. Pihaknya menurunkan tiga unit mobil Rumah Sehat Keliling RBUI berperalatan medis lengkap, empat dokter, enam perawat dan lima peracik obat (asisten apoteker).
“Rumah Sehat Keliling Rabu Biru adalah bentuk nyata program Asta Cita keempat yang diusung pasangan Prabowo-Gibran di bidang kesehatan,” kata Henny.
Ia menjelaskan, RBUI fokus di tiga bidang kehidupan masyarakat, yakni kesehatan, pendidikan dan pelestarian lingkungan hidup. Untuk bidang kesehatan, RBUI lebih mengedepankan pencegahan (preventif) dibanding pengobatan (kuratif) sekaligus membantu menekan pengeluaran biaya pemerintah.
Ketua Panitia baksos kesehatan relawan RBUI di Karawang Selatan, Any Tengker menambahkan, pihaknya juga fokus pada pemberdayaan kesehatan masyarakat, penanganan stunting, pemberian vitamin, edukasi makanan bergizi kepada ibu hamil dan pola hidup sehat.
Terkait pencegahan stunting, RBUI rutin melaksanakan pemeriksaan ibu hamil dari masa kandungan, menghilangkan faktor risiko pada ibu hamil, penambahan gizi bagi ibu hamil dan menyusui serta penguatan gizi anak hingga 1.000 hari kehidupan.
Any mengutarakan, beberapa pekan ke depan pemeriksaan kesehatan RBUI akan digencarkan menyasar target 48 titik di sepanjang area Jabodetabek. Warga mana pun boleh memanfaatkan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi dari tim medis melalui mobil sehat keliling dan posko kesehatan RBUI. (non)