Ekonomi

Sahat Sinaga: Agrinas Palma Harus Jadi Sokoguru Sawit Nasional

×

Sahat Sinaga: Agrinas Palma Harus Jadi Sokoguru Sawit Nasional

Sebarkan artikel ini

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia tersebut menilai Agrinas Palma siap menjadi penopang industri sawit nasional.

Kebun Sawit. (Foto: SH/Hima Maitreya)

SinarHarapan.id – Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia, Sahat Manaek Sinaga, menegaskan pentingnya transformasi menyeluruh industri sawit nasional. Ia menyebut PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) sebagai pionir sekaligus role model dalam mewujudkan masa depan sawit Indonesia yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi.

“Agrinas akan punya kawasan sekitar 2-3 juta hektare. Ini bisa menjadi yang terbesar di republik,” ujar Sahat dalam kunjungan ke kantor pusat Agrinas Palma di Jakarta, Kamis (24/7).

Sahat Manaek Sinaga.

Menurut Sahat, sawit tak lagi bisa diperlakukan sekadar sebagai komoditas crude palm oil (CPO). Agrinas diminta menjadi lokomotif perubahan yang melampaui zona nyaman industri selama ini.

Baca Juga: PTUN Jakarta Menolak Gugatan Duta Palma Atas PT Agrinas Palma Nusantara (Persero)

Legalitas dan Akses Pasar Global

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah penyelesaian legalitas lahan. Ia menyebut legalitas sebagai syarat mutlak untuk menembus pasar global, terutama dalam memenuhi standar European Union Deforestation Regulation (EUDR).

“Tanpa surat pelepasan kawasan hutan dari KLHK, kita akan sulit masuk pasar Eropa,” tegasnya.

Sahat juga mendorong pengembangan industri sawit terintegrasi berbasis energi bersih, dengan lokasi strategis di Papua atau pesisir barat Sumatera. Menurutnya, distribusi dari daerah tersebut lebih efisien ketimbang mengandalkan pelabuhan ekspor di Dumai.

“Ongkos kirim dari Dumai ke Selat Malaka itu 11 dolar per ton. Dari Papua bisa hemat hingga 12 dolar,” ujarnya.

Inovasi dan Profesi Baru

Dalam paparannya, Sahat menggagas profesi baru: dokter tanaman sawit. Menurutnya, banyak penyakit tanaman tidak terdeteksi dan berdampak besar pada produktivitas. Agrinas dinilai berpeluang menjadi pusat pelatihan, riset, dan pengembangan SDM sawit.

“Kenapa hewan punya dokter, tapi sawit tidak? Padahal ini komoditas strategis,” katanya.

Ia juga menyoroti teknologi penyulingan CPO di Indonesia yang dinilai sudah usang. Proses pemurnian saat ini justru membuang banyak vitamin penting dalam minyak sawit. Negara-negara Afrika disebut telah lebih maju dalam mempertahankan kandungan nutrisi sawit mereka.

“Pemain bola top dari Afrika Barat makan sawit bergizi. Kita justru hilangkan vitaminnya demi minyak goreng bening,” ujarnya getir.

Strategi Hilirisasi dan Tata Kelola

Transformasi yang dibayangkan Sahat meliputi sektor hulu hingga hilir. Ia mendorong inovasi distribusi melalui penyediaan dispenser minyak goreng sehat dan efisiensi logistik berbasis geostrategis. Di sisi kemitraan, ia menekankan pola bagi hasil yang adil bagi petani.

“Agrinas harus menjadikan sawit sebagai strategi, bukan sekadar komoditas,” katanya.

Potensi ekonominya, kata dia, sangat besar. Jika dikelola secara modern dan efisien, pendapatan dari industri sawit nasional bisa melonjak dari USD 61,8 miliar pada 2024 menjadi USD 142,1 miliar pada 2029.

“Itu bukan mimpi. Tapi butuh pelaksana lapangan yang paham, bukan Sikabayan,” ujarnya.

Empat Agenda Transformasi

Sahat merinci empat syarat utama agar Agrinas Palma benar-benar menjadi sokoguru sawit nasional:

1. Produktivitas Kebun Meningkat
Target produksi tandan buah segar (TBS) adalah 25 ton/ha/tahun. Kunci keberhasilan terletak pada kedisiplinan petugas kebun, rotasi panen, pemupukan tepat, serta bebas narkoba dan gangguan keamanan.

2. Efisiensi Pabrik
Rendemen CPO ditargetkan naik ke 21,5%. Caranya, dengan menyortir buah lebih ketat, menjaga standar tekanan uap, dan memperbaiki proses pemisahan inti sawit.

3. Inovasi Circular Economy
Limbah sawit seperti tandan kosong bisa dijadikan pupuk organik. Batang sawit replanting diolah menjadi bahan bangunan—mendukung pembangunan rumah rakyat.

4. Kolaborasi Strategis
Kerja sama terbuka, namun harus didahului audit atas legalitas, status lahan, dan kesiapan SDM.

Dengan tekad dan kolaborasi lintas sektor, Sahat optimistis Agrinas Palma dapat menjelma menjadi motor utama industri sawit hijau dan modern.

“Sawit adalah masa depan republik. Agrinas punya peluang emas jadi penggeraknya,” tutupnya.