SinarHarapan.id – Salesforce (NYSE: CRM), platform CRM berbasis AI nomor satu di dunia, pada hari ini meluncurkan Agenforce, yakni jajaran agen AI otonom yang revolusioner guna mendukung pekerja dan menyelesaikan tugas di bidang jasa, penjualan, marketing, dan komersial, menciptakan efisiensi dan kepuasan pelanggan secara signifikan.
Agen AI Agentforce dapat menganalisis data, mengambil keputusan secara otonom, dan mengeksekusi sejumlah pekerjaan seperti menjawab pertanyaan pelanggan, melakukan kualifikasi penjualan yang potensial, dan mengoptimalkan kampanye marketing.
Dengan menggunakan Agentforce, tiap organisasi dapat membangun, melakukan kustomisasi, dan meluncurkan agen sendiri untuk setiap aktivitas, apapun sektor industrinya. Agen-agen berbasis AI adalah masa depan dari teknologi AI, dan Salesforce menghadirkannya hari ini.
“Agentforce menjadi representasi hadirnya Gelombang Ketiga dari AI, melampaui teknologi copilots menuju suatu era baru yang ditandai dengan agen-agen cerdas dengan keakuratan tinggi dan minim respons yang menyesatkan (low-hallucination), yang secara proaktif mendorong kesuksesan pelanggan.
Tidak seperti platform lainnya, Agentforce merupakan solusi revolusioner nan tepercaya yang mengintegrasikan AI dengan mulus ke dalam setiap alur pekerjaan, serta terintegrasi dengan kuat ke dalam perjalanan masing-masing pelanggan. Dengan kata lain, ia memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan, memperkuat relasi, mendorong pertumbuhan, dan mengambil langkah secara proaktif,” ujar Marc Benioff, Chair and CEO, Salesforce.
Marc menambahkan, “Sementara platform lainnya mengharuskan pelanggan untuk mempersiapkan AI sendiri, Agentforce menawarkan platform yang dirancang khusus dan siap digunakan oleh pelaku usaha yang bisa segera memberikan dampak positif bagi bisnis dan meningkatkan skalabilitas secara cepat. Agentforce juga dilengkapi dengan fitur-fitur keamanan mutakhir, kepatuhan terhadap standar industri, serta dengan fleksibilitas terunggul. Visi kami jelas, yakni menyematkan Agentforce pada 1 miliar agen AI di penghujung 2025. Inilah tujuan sejati dari hadirnya teknologi AI.”
Bertolak belakang dengan copilots dan chatbots yang menjadi makin tak relevan dengan tuntutan bisnis saat ini karena masih mengandalkan perintah manusia dan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam menuntaskan pekerjaan yang kompleks atau bertingkat, Agentforce yang dilengkapi dengan fitur teknologi terkini dapat beroperasi secara otonom, mampu mencari data yang tepat sesuai dengan kebutuhan, menyusun rencana aksi dalam setiap pekerjaan, dan mengeksekusi rencana tersebut tanpa membutuhkan intervensi dari manusia.
Ibarat mobil nirkemudi, Agentforce dapat beradaptasi menggunakan data real-time sesuai dengan dinamika bisnis yang terus berubah-ubah dan beroperasi secara otonom dalam parameter yang ditetapkan oleh masing-masing organisasi. Hal ini untuk memastikan tiap interaksi pelanggan terpantau, relevan, dan bernilai.
Ketika diperlukan, Agentforce juga memungkinkan pengambilalihan pekerjaan oleh manusia dengan menyajikan ringkasan pada setiap bentuk interaksi, ulasan mengenai informasi pelanggan, dan rekomendasi tentang langkah selanjutnya yang perlu dilakukan.
Para pemimpin industri, seperti OpenTable, Saks, dan Wiley sudah merasakan keunggulan transformatif dari Agentforce. Sebagai contoh, Agentforce saat ini membantu organisasi seperti Wiley dalam menyediakan layanan mandiri berbasis percakapan yang dinamis.
Agentforce dikonfigurasikan sedemikian rupa agar mampu menjawab setiap pertanyaan dengan menggunakan data base Wiley yang sudah terintegrasikan dalam Salesforce, sehingga setiap muncul permasalahan terkait akses akun bisa diselesaikan secara otomatis. Tak hanya itu, Agentforce juga dapat membantu menangani proses registrasi maupun pembayaran dengan mengarahkan pelanggan ke sumber yang tepat.
Wiley merasakan adanya peningkatan sebesar lebih dari 40% dalam hal penyelesaian permasalahan yang terjadi, berkat kapabilitas Agentforce yang sukses menangani rutinitas kebutuhan. Ini melampaui keberhasilan tatkala mereka masih menggunakan chatbot sebelumnya, sehingga karyawan menjadi punya lebih banyak waktu untuk fokus pada pekerjaan-pekerjaan lain yang bersifat lebih kompleks. (rht)