SinarHarapan.id – Geliat partisipasi perempuan Indonesia di sektor kewirausahaan semakin meningkat. Tak dipungkiri bahwa perempuan pelaku UMKM memiliki peran yang sangat strategis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, perempuan pengusaha ini dalam praktiknya menghadapi berbagai keterbatasan dalam mengelola dan mengembangkan bisnisnya. Di sisi lain, para pebisnis dari kalangan wanita ini juga diharapkan dapat terus mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi.
Untuk itulah, Srikandi Indonesia Pintar hadir untuk mendorong perempuan UMKM agar terus mengembangkan bisnisnya. Di antaranya, dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para perempuan pengusaha ini sehingga “naik kelas” ke level yang lebih tinggi.
Dalam rangkaian sebuah gerakan Srikandi Indonesia Berdaya, srikandipintar.id dan Roemah Cahaya UMKM bekerja sama melakukan pelatihan dan pembinaan UMKM di Sidoarjo dan Surabaya.
“Untuk memulai bisnis, langkah pertama yang perlu dipikirkan adalah mencari ide-ide usaha. Kemudian, lakukan pemetaan apa saja jenis usaha yang akan dikelola dan dikembangkan. Pastikan ada produk utama yang menjadi backbone yang terus diperkuat dan fokus terus dikembangkan,” papar founder Srikandi Pintar Indonesia, RA Loretta Kartikasari, SE., M.I.Kom., MM., PhD (c) membagikan kiat berbisnis pada acara Sharing Session “Strategi Peningkatan Bisnis bagi Pelaku Usaha UMKM” di Roemah Cahaya UMKM di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (5/10) sore.
Pada kesempatan tersebut, perempuan pengusaha yang akrab disapa Dya Loretta ini melanjutkan bahwa untuk produk-produk lain yang tidak menjadi produk utama tetap didorong untuk dikembangkan, namun tak perlu dipaksakan. “Setiap produk selalu ada pasarnya, ikuti mana yang banyak peminatnya, yang potensi permintaan pasar paling tinggi,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Dya Loretta, ketika permintaan pasar sudah stabil, boleh membuka target pasar yang baru dengan menyajikan variasi yang berbeda. Namun, produk yang menjadi backbone atau produk utama tetap dipantau.
Dya Loretta juga menjelaskan bahwa dalam berbisnis, ada yang memang fokus sebagai produsen ada juga yang berfokus sebagai agent atau reseller menjualkan produk orang lain. “Ibu-ibu pastikan mau fokus dimana, apakah fokus untuk memproduksi sebagai produsen dan terus berkreasi atau memilih sebagai agent atau reseller. Yang penting adalah komitmen dan konsisten,” ucapnya.
Yang pasti, jelas Dya Loretta, berbisnis di era sekarang ini luar biasa banyak peluangnya. “Saya saat ini sedang mengembangkan outlet di Jakarta yaitu Deeloo Corner. Saya berkolaborasi dengan mitra yang memiliki produk, misalnya kopi atau kukis untuk dijual di Deeloo Corner ini,” jelasnya.
Sekarang ini, berbagai keterbatasan yang dihadapi perempuan pelaku UMKM dapat dipermudah dengan melakukan kerja sama atau kolaborasi, juga dengan memanfaatkan digitalisasi seperti media sosial, e-commerce atau bergabung dalam komunitas untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Pada acara ini, para peserta pun berbagi cerita mengenai kegiatan usahanya. Acara ini diselenggarakan Srikandi Pintar Indonesia sebagai upaya pemberdayaan perempuan pelaku UMKM sekaligus memberikan inspirasi untuk terus mengembangkan diri serta menumbuhkan percaya diri dalam mengembangkan bisnis.
Ke depannya, Dya Loretta berharap agar forum seperti ini dapat diselenggarakan secara rutin setiap bulan. Pada kegiatan perdana sekitar bulan Maret 2023 lalu, kegiatan sharing session seperti ini dihadiri oleh 30 perempuan pelaku UMKM dengan berbagai jenis usaha seperti kuliner, fesyen dan jasa. Namun, tak sedikit di antara para peserta yang belum menyiapkan nama, logo, kemasan dan lainnya. Karena itulah, Srikandi Pintar Indonesia menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk para perempuan pelaku UMKM tersebut. Setelah menjalani berbagai pelatihan, saat ini sudah ada empat produk yang dikirim masuk ke pasar Malaysia.
“Kami Srikandi Pintar Indonesia memberikan dukungan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan melalui program khusus. Srikandi Pintar Indonesia dan dengan Yayasan Cahaya Sahabat Surga saat ini yang mengundang para ibu untuk mau upgrade atau meningkatkan bisnis UMKM jauh lebih baik bahkan bisa go internasional. Salah satu contohnya produk jamu yang dimulai dari usaha rumahan kini sudah masuk pasar luar negeri. Jadi ada kompetensi-kompetensi dasar yang sudah dimiliki para ibu ini, tinggal terus ditingkatkan serta didukung support system dan networking yang baik,” paparnya.
Mengenai pentingnya support system dalam mengembangkan usaha, Dya Loretta juga menyontohkan produk lainnya, yaitu Raisya Cookies yang berawal dari seorang anak berkebutuhan khusus yang menyukai kegiatan membuat kukis. Dengan didukung penuh oleh orangtua dan keluarganya, kukis yang dibuatnya tersebut akhirnya bisa diproduksi dan dapat diterima oleh masyarakat. Ada enam varian rasa pada Raisya Cookies ini yang masing-masing memiliki cerita tersendiri. “Ada kisah dibalik kukis ini yang kemudian dijadikan buku serial seperti novel,” jelasnya.
Dijelaskan pula bahwa Yayasan Cahaya Sahabat Surga memiliki berbagai program yang akan mendukung ibu-ibu pelaku usaha yang terkendala dengan permodalan. Ke depannya, Yayasan Cahaya Sahabat Surga bekerja sama dengan perbankan untuk menyalurkan modal usaha bagi perempuan pelaku UMKM.
“Kemudian, nanti kita akan membentuk kelas-kelas yang lebih intensif, para ibu mendapatkan bimbingan dan pelatihan gratis dari Srikandi Pintar Indonesia. Misalnya, mengenai digital marketing menyesuaikan kebutuhan para ibu. Harapannya, para ibu pelaku UMKM yang bermitra dan menjadi binaan Roemah Cahaya UMKM ini menjadi lebih aktif dengan adanya berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Srikandi Pintar Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, para perempuan pengusaha di wilayah Surabaya ini juga mendapatkan kesempatan gratis untuk mengikuti pelatihan bersertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Para peserta bisa memilih kategori Liaison Officer atau Marketing Communication. “Srikandi Pintar Indonesia bergerak di bidang lembaga pelatihan. Salah satunya, kami berkolaborasi dengan LSP (Lembaga sertifikasi Profesi) untuk menyelenggarakan pelatihan bersertifikasi yang dikelaurkan oleh lembaga negara BNSP ini,” paparnya.