Ekonomi

SSMS Komitmen ESG, Lepasliarkan Dua Individu Orangutan

×

SSMS Komitmen ESG, Lepasliarkan Dua Individu Orangutan

Sebarkan artikel ini

StockReview.id – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), bekerja sama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), kembali melepasliarkan dua individu orangutan yang telah menyelesaikan tahap rehabilitasi di Sekolah Hutan. Orangutan tersebut kini melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Badak Besar, Gugusan Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Dengan tambahan dua individu orangutan, satu jantan dan satu betina, jumlah orangutan di Pulau Salat kini mencapai 41 individu. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen SSMS terhadap penerapan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG), yaitu komitmen untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dalam bisnis, investasi, dan pembangunan.

Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, menyampaikan di Kabupaten Pulang Pisau pada Rabu bahwa perusahaan sangat berkomitmen terhadap keberlanjutan, termasuk melindungi orangutan sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian lingkungan dan habitat.

“Melalui sinergi SSMS dengan Non-Governmental Organization (NGO) lingkungan dan konservasi BOSF, kami telah berhasil membantu 134 individu orangutan menemukan ‘rumah’ mereka di Pulau Salat,” kata Hartono.

Ia menekankan pentingnya menjaga lingkungan dan keanekaragaman hayati sebagai elemen kunci dari kebijakan keberlanjutan perusahaan. SSMS berharap kolaborasi dalam melindungi orangutan ini dapat terus berlanjut, sehingga kehadiran perusahaan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Program di Pulau Salat ini adalah satu dari empat program Remediation and Compensation Plan (RaCP) yang dijalankan perusahaan sebagai prasyarat pemenuhan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Sejak akhir 2023, seluruh operasional perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (mills) SSMS telah tersertifikasi RSPO (RSPO 100 percent Certified Mills).

“Pra-pelepasliaran orangutan di Pulau Salat ini menandai langkah penting dalam upaya berkelanjutan untuk mempromosikan produksi minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab, sekaligus melindungi spesies rentan seperti orangutan,” ujar Hartono.