SinarHarapan.id-Per tahun 2022, Indonesia menjadi negara ke-5 yang memiliki jumlah startup terbanyak yaitu 2.346. Adapun industri dari perusahaan rintisan ini terdiri dari banyak sektor seperti ride hailing, fintech, edutech, telemedicine, dan lain-lain. Tahun 2019 menjadi salah satu puncak ekosistem ekonomi digital Indonesia. Menurut riset yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Co. di tahun 2019, Indonesia menjadi negara yang startup-nya menerima jumlah funding terbanyak di antara negara lain. Angka funding ini diperkirakan akan tetap menjadi yang paling tinggi di tahun 2025. Dengan kondisi tersebut, ekonomi digital Indonesia pada tahun 2019 memiliki ukuran lebih dari empat kali lipat sejak 2015 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49% per tahun. Nilainya diperkirakan mencapai $40 miliar. Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbaik di Asia Tenggara pada tahun 2019.
Sayangnya, di tengah perkembangan ini, para pegiat startup harus menghadapi sebuah krisis global berupa pandemi Covid-19. Meskipun krisis ini dirasakan banyak pihak mulai dari korporasi besar hingga negara, startup memiliki tantangannya tersendiri. Tak heran jika dalam menghadapi momen ini, beberapa startup harus memperlambat bahkan mengakhiri langkahnya.
“Belum lama melewati pandemi Covid-19, kekuatan dan keberlanjutan startup di Indonesia kembali diuji melalui bocornya startup bubble. Fenomena bocornya startup bubble ditandai dengan beberapa startup yang secara serentak merumahkan karyawan dalam jumlah yang besar. Salah satu penyebab dari kebocoran bubble ini adalah bergantungnya startup kepada pendanaan dari venture capitalist. Efisiensi melalui pengurangan karyawan ini perlu dilakukan oleh beberapa startup saat investor melakukan pengetatan kucuran dana. Para startup yang belum mencetak profit perlu melakukan ini karena mereka perlu memperpanjang masa bertahan untuk berupaya mencetak pendapatan,” hal ini disampaikan Eddi Danusaputro yang merupakan Chief Executive Officer BNI Ventures dalam diskusi Startup Digital Sehat Digital Untuk Pondasi Ekosistem Digital Kuat di Jakarta (9/8).
Eddi Danusaputro menambahkan bahwa penting bagi banyak pihak mulai dari pemilik startup, pemilik modal, hingga pemerintah, untuk memberikan edukasi untuk membangun healthy startup atau startup yang sehat baik secara keuangan maupun manajemen. Dengan startup yang sehat, kita juga dapat memaksimalkan potensi dan membangun ekosistem digital Indonesia yang kuat. Tak hanya itu, saat semua pihak telah berupaya menciptakan healthy startup, kita dapat mencegah terjadinya krisis keuangan di skala nasional.
Hal senada disampaikan oleh Aqsath Rasyid sebagai CEO NoLimit Indonesia, startup teknologi yang berfokus untuk monitoring dan analisis pada media online dengan menggunakan teknologi Big Data, yang mengatakan bahwa healthy startup tidak hanya terfokus pada modal atau investasi yang besar yang berasal dari pihak luar perusahaan. Semua startup bisa memulai menjalankan roda perusahaan startup nya bermodal apa yang dimiliki. Yang terpenting adalah, startup itu mempunyai konsistensi dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.
“12 tahun NoLimit Indonesia berkiprah sebagai startup tanpa modal dari eksternal atau bootstrapping dan tumbuh dan berkembang sangat organik. Peluncuran produk di pasar global di tahun 2022 ini menjadi prestasi baru bagi NoLimit dan kami harus terus belajar. Dengan memanfaatkan modal internal, NoLimit masih tetap menjadi startup yang sehat dan eksis sampai sekarang”, tegas Aqsath Rasyid.
Hal ini dibuktikan dengan meluncurkan produk NoLimit Indonesia ke pasar global pada tanggal 3 Agustus 2022. Setelah diluncurkan via AppSumo, kini layanan dari NoLimit Indonesia siap membantu berbagai perusahaan, organisasi, bahkan public figure di seluruh penjuru dunia. Perusahaan berbasis big data ini menawarkan layanan online media monitoring yang dapat memonitor perbincangan online di berbagai platform social media seperti Instagram, Youtube, Twitter, dan Facebook. Selain itu, NoLimit juga dapat melakukan monitoring online media.
Melalui launching ini, NoLimit Indonesia siap berkompetisi dengan kompetitor global seperti brand24, Talkwalker, Brandwatch, dan perusahaan serupa lainnya. Kesiapan NoLimit sebagai online monitoring lokal pertama yang meluncurkan produk ke pasar global didasari dengan pengalaman dan kapabilitasnya di industri teknologi. NoLimit Indonesia bangga menjadi startup lokal yang beroperasi tanpa modal eksternal tetapi mampu penetrasi ke pasar global,” tutup Aqsath Rasyid”