SinarHarapan.id-Seiring dengan upaya percepatan ekonomi digital di Indonesia, risiko keamanan terhadap bisnis pun berpotensi mengalami kenaikan.
Studi global terbaru dari Trend Micro mengungkapkan organisasi di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengendalikan risiko siber di tengah digital attack surface yang semakin tinggi.
Trend Micro Incorporated (TYO: 4704; TSE: 4704) (“Trend Micro”), pemimpin global dalam keamanan siber, baru-baru ini mengumumkan peluncuran Trend Micro One, platform keamanan siber dan manajemen attack surface terpadu.
Peluncuran ini merupakan langkah besar menuju integrasi beragam produk dan fitur keamanan dalam satu platform tunggal yang akan membantu pelanggan untuk memahami, mengomunikasikan dan melakukan mitigasi risiko siber dengan lebih baik.
Berdasarkan temuan studi, 83% responden di Indonesia mengatakan attack surface mereka terlihat kompleks tapi masih terkendali. Namun, mayoritas responden (85%) memiliki kekhawatiran akan meningkatnya attack surface di perusahaan mereka, dan 25% responden menyebut attack surface secara digital mulai tidak terkendali.
Trend Micro menawarkan platform keamanan terpadu berbasis cloud, menghadirkan siklus penilaian risiko dan ancaman yang lengkap dan berkelanjutan melalui penemuan serangan (attack discovery), analisis risiko siber serta mitigasi dan respons terhadap ancaman. Selain itu, layanan ahli seperti Managed Extended Detection & Response (XDR) memberikan visibilitas lebih baik, pemantauan selama 24×7 serta deteksi dan respons terhadap ancaman yang lebih baik.
“Sebagai platform yang dikembangkan oleh profesional keamanan siber untuk profesional keamanan siber, Trend Micro One membantu organisasi menjadi lebih tangguh. Teknologi canggih yang dimiliki platform ini membantu bisnis untuk mendeteksi attack surface yang kerap berubah, mengevaluasi serta mengidentifikasi risiko dan kerentanan yang paling mengancam, kemudian memitigasi hal tersebut.” jelas Laksana Budiwiyono, Country Manager Indonesia, Trend Micro.(11/10/2022)
Trend Micro One mengumpulkan lebih dari 250 miliar sinyal data dari beragam lingkungan cloud dan hybrid cloud dengan menggunakan sensor native di sejumlah ekosistem mitra teknologi. Mitra-mitra ini antara lain meliputi Bit Discovery, Microsoft, Okta, Palo Alto Networks, ServiceNow, Slack, Qualys, Rapid7, Splunk, dan Tenable.
Herryanti Herman, Director, Mitra Integrasi Informatika (MII), mengatakan, “Pendekatan terpadu Trend Micro berfokus kepada industri. Melalui integrasi beragam sumber aset dan visibilitas risiko, khususnya menggunakan Trend Micro Vision One SOC-as-a-service yang didukung oleh platform Trend Micro One, kami memberikan dukungan kepada tim keamanan yang menghadapi kesulitan dalam mengutamakan, mengelola dan merespons ancaman.”
Dalam satu platform tunggal, Trend Micro One akan memungkinkan pelanggan untuk:
Menemukan attack surface: Mengidentifikasi, memantau, dan membuat profil aset siber dalam lingkungan pelanggan
Memahami dan mengevaluasi risiko secara berkelanjutan: Menganalisis paparan risiko, status kerentanan, konfigurasi kendali keamanan, dan jenis aktivitas ancaman
Mitigasi risiko secara efektif: Memastikan kendali preventif yang tepat dan mengambil tindakan cepat untuk memitigasi risiko serta memulihkan serangan di seluruh perusahaan dengan memanfaatkan kecerdasan ancaman dan risiko (threat and risk intelligence) Trend Micro.
Trend Micro dan semua mitranya berkomitmen menghadirkan layanan end-to-end khusus bagi bisnis di Indonesia. Layanan tersebut meliputi identifikasi masalah perusahaan, mengembangkan strategi yang tepat untuk meningkatkan ketahanan siber, dan mendukung perusahaan dalam menavigasi kepatuhan dan regulasi perlindungan data.
Tujuan dari layanan tersebut adalah untuk memastikan tim keamanan memaksimalkan potensi mereka dengan mengoptimalkan potensi Trend Micro One.