SinarHarapan.id – Menteri Luar Negeri RI Sugiono tiba di Beijing dalam rangkaian kunjungan kerja penting. Kunjungan ini bukan sekadar diplomasi rutin, tetapi momentum bersejarah untuk memperingati 75 tahun hubungan RI-China.
Bersama Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Sugiono menghadiri dialog strategis 2+2 bersama Menlu Wang Yi dan Menhan Dong Jun. Ini merupakan Dialog 2+2 pertama Indonesia dan juga pertama China dengan negara manapun.
Pertemuan 2+2 RI-China itu berlangsung dalam suasana terbuka dan penuh semangat kolaborasi. Para menteri membahas arah baru kerja sama politik, keamanan, pertahanan, dan isu-isu global. Sugiono menyebut dialog ini sebagai ruang strategis untuk menyamakan langkah, memperkuat kepercayaan, dan merancang masa depan hubungan dua negara.
“Dialog ini menjadi ruang strategis untuk menyamakan langkah, memperkuat rasa saling percaya, dan merancang arah baru kerja sama Indonesia–Tiongkok ke depan,” ujar Menlu Sugiono.
Baca Juga: Akademisi Kritisi Pernyataan Bersama RI-RRC soal Laut China Selatan Kerangka Baru Hubungan Bilateral RI-China
Salah satu hasil utama dari pertemuan ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman pembentukan Comprehensive Strategic Dialogue atau CSD. Menlu Sugiono dan Menlu Wang Yi menandatangani nota kesepahaman atau MoU ini.
CSD menjadi forum bilateral RI-China baru yang fokus pada pembahasan pada lima pilar utama: ekonomi, hubungan antarmasyarakat, maritim, politik, dan keamanan.
Sugiono menegaskan bahwa mekanisme ini akan menjawab tantangan serta peluang dalam hubungan kedua negara secara lebih sistematis.
Memperkuat Kerja Sama Keamanan
Dalam dialog 2+2, RI- China sepakat meningkatkan kerja sama di bidang penegakan hukum. Keduanya akan memperkuat bantuan hukum timbal balik dan pertukaran informasi intelijen. Fokus kerja sama diarahkan pada pemberantasan kejahatan transnasional, termasuk ekstremisme dan kejahatan siber. Selain itu, kedua negara juga akan membentuk forum konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non-proliferasi, dan pengendalian senjata. Mekanisme ini diharapkan memperkuat kepercayaan strategis antara kedua negara dalam jangka panjang.
Laut sebagai Ruang Kerja Sama Baru RI-China
Sektor maritim mendapat perhatian khusus dalam dialog ini. Indonesia dan China bersepakat memperkuat koordinasi antara Bakamla dan China Coast Guard. Mereka akan mendorong kerja sama yang berdampak nyata bagi rakyat, terutama dalam hal keamanan dan ekonomi maritim. Sugiono menegaskan bahwa laut harus menjadi ruang kerja sama, bukan persaingan. Komitmen ini menjadi sinyal kuat bahwa kedua negara ingin menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Reformasi Tatanan Dunia
Dalam konteks global, para menteri membahas pentingnya reformasi sistem multilateralisme. Indonesia dan China mendorong agar sistem global menjadi lebih adil, inklusif, dan representatif. Mereka menekankan bahwa negara-negara berkembang, terutama dari Global South, harus mendapat porsi lebih besar dalam tata kelola global. Sugiono menyebut reformasi ini sebagai agenda bersama yang harus diperjuangkan dalam berbagai forum seperti ASEAN, BRICS, G20, dan PBB.
Menghadapi Ketegangan Ekonomi Global
Perang tarif global turut menjadi perhatian dalam pertemuan ini. Sugiono menyuarakan kekhawatiran Indonesia terhadap dampak buruk perang tarif terhadap stabilitas ekonomi dunia. Ia mengajak negara-negara besar untuk membuka ruang dialog dan mencari solusi bersama. Menurutnya, baik China maupun Amerika Serikat adalah mitra penting bagi pembangunan Indonesia. Karena itu, hubungan dengan kedua negara harus dijaga secara seimbang dan konstruktif.
Memperdalam Hubungan Ekonomi dan Kesehatan
Di luar pertemuan 2+2, Sugiono juga melakukan pertemuan bilateral dengan Wang Yi. Mereka membahas tindak lanjut kerja sama di sektor ekonomi dan pembangunan kesehatan.
Sugiono menekankan bahwa kerja sama ekonomi RI-China seharusnya tidak hanya fokus pada nilai investasi, tetapi juga mencakup transfer teknologi, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan keberlanjutan lingkungan. Ia mendorong agar kerja sama benar-benar memberi manfaat bagi rakyat kedua negara.
Merayakan 75 Tahun Persahabatan
Kunjungan Sugiono ke Beijing ditutup dengan resepsi diplomatik peringatan 75 tahun hubungan RI–China. Acara ini diselenggarakan KBRI Beijing bersama Bank Indonesia dan menampilkan peluncuran prangko serta amplop edisi khusus. Simbol-simbol ini menjadi pengingat akan panjangnya perjalanan persahabatan Indonesia dan China sejak 1950. Sugiono berharap momentum ini mempererat hubungan antar masyarakat kedua negara, bukan hanya di tingkat elit pemerintahan.
Misi Diplomasi Baru di China Barat
Dalam resepsi tersebut, Sugiono juga mengumumkan pembukaan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chengdu. Konsulat ini akan memperluas jangkauan diplomasi Indonesia ke wilayah barat daya China.
Selain melayani warga negara Indonesia, KJRI Chengdu juga akan mendorong kerja sama investasi dan promosi budaya. Langkah ini mencerminkan semangat Indonesia dalam memperkuat hubungan antarwilayah secara lebih luas dan inklusif.
Menuju Dialog Strategis RI-China Selanjutnya
Sebagai penutup, kedua negara sepakat untuk melanjutkan Dialog 2+2 berikutnya di Indonesia pada 2026. Dialog ini akan menjadi forum reguler yang memperkuat kemitraan strategis komprehensif kedua negara.
Sugiono menilai dialog semacam ini penting untuk merespons dinamika kawasan yang terus berkembang. Ia optimistis bahwa kerja sama RI–China akan semakin kokoh dan berdampak nyata bagi masa depan kawasan.