SinarHarapan.id-Momen Ramadan dan Idul Fitri menjadi momen penuh berkah. Tidak hanya bagi umat Muslim yang beribadah selama sebulan penuh, namun juga bagi para pedagang kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Bahkan, banyak yang memanfaatkan momen untuk mencoba peruntungan berbisnis untuk pertama kalinya.
Namun ketika momen Ramadan dan Idul Fitri berakhir, tidak banyak pebisnis yang bertahan untuk melanjutkan bisnisnya secara jangka panjang. Terutama karena beberapa berpikir bahwa penjualannya akan merosot setelah Ramadan dan Idul Fitri. Padahal dengan teknik dan strategi yang tepat, bisnis apapun dapat berkembang secara maksimal.
Bisnis yang sudah dijalankan selama Ramadan dan Idul Fitri dapat dikembangkan dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Misalnya saja, ada kalangan masyarakat yang ingin berdiet setelah pola makan yang tidak terkontrol selama berlebaran. Pebisnis dapat mengambil kesempatan tersebut dengan menjual makanan dan minuman sehat.
Dikutip dari blog Niagahoster, riset pasar sangatlah penting dalam memulai bisnis. Analisa siapa saja yang akan menjadi konsumen produk yang ditawarkan. Dari sana, pebisnis akan tahu inovasi apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen. Jika perlu, tentukan siapa target konsumen dan buatlah profil konsumen seolah-olah seperti nyata.
Pebisnis Ditantang Pintar Membaca Peluang
Selain menyesuaikan kebutuhan masyarakat, pebisnis juga harus pintar-pintar melihat peluang bisnis yang menekankan pada modal yang rendah namun memiliki peluang untuk mengantongi untung besar. Gunanya adalah untuk mengamankan bisnis agar tidak tumbang di kemudian hari dan dapat bertahan lama dalam persaingan yang ketat saat ini.
Misalnya jika menjalankan bisnis sendiri terasa berat dari segi modal, pebisnis bisa memulai dengan menjadi reseller, dropshipper, atau affiliator. Selain karena model bisnisnya mudah dan modalnya kecil, pendapatan yang diraup bisa dikumpulkan untuk menjadi modal bisnis sendiri di kemudian hari.
Tidak hanya itu, memulai bisnis dengan menjadi reseller atau dropshipper juga membantu pebisnis untuk memahami kebutuhan pasar dengan lebih baik. Sehingga nantinya, pebisnis dapat menyusun strategi bisnis dan strategi marketing dengan lebih baik dan tepat sasaran.
Namun apapun jenis bisnis yang dijalankan, dilansir dari blog Niagahoster, promosi tetap harus dilakukan dengan maksimal dan menyesuaikan kebiasaan target pasar yang dituju. Memanfaatkan berbagai channel marketing meliputi offline dan online dapat memungkinkan frekuensi pembelian 250 persen lebih tinggi daripada hanya mengandalkan satu channel saja.
Ciptakan Kesan Pertama Lewat Konten Digital Marketing
Di dunia serba online saat ini, kesan pertama bisa didapat bahkan sebelum seseorang bertemu langsung atau menginjakkan kaki di suatu tempat. Yaitu melalui internet. Dilansir dari blog Niagahoster, di era digital ini kesan pertama didapatkan dalam waktu yang super cepat. Tepatnya dalam waktu seperempat detik saja. Bahkan lebih cepat dari satu kedipan mata.
Hal tersebut didukung oleh data dari We Are Social dan Hootsuite dalam Global Overview 2022 bahwa 77 persen masyarakat Indonesia sudah mengadopsi teknologi internet dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut pun menuntut pebisnis untuk semakin cepat beradaptasi karena masyarakat Indonesia yang semakin pintar dan melek teknologi.
Dengan total 204,7 juta pengguna internet aktif di Indonesia, pengelolaan konten yang efektif pun harus dilakukan karena masyarakat juga sudah semakin pintar dalam memilah tontonan mereka. Pebisnis harus memiliki strategi konten agar dapat mengambil kesan pertama terbaik dari calon konsumen.
“Konten yang ringan dengan copywriting yang ringkas atau jenaka sangat tepat diterapkan saat ini. Kemudian dengan attention span pengguna internet yang semakin singkat, video pendek yang menarik perhatian juga dapat meningkatkan keingintahuan audiens pada brand atau produk yang ditawarkan,” ujar Cemara Disa Winanda, Creative Campaign Manager Niagahoster.
Belum lagi, menurut Farizky Romadhony, PPC Specialist Niagahoster, saat ini konsumen semakin pintar untuk mencari tahu suatu bisnis di berbagai platform digital. Ketika bisnis luput dan tidak muncul di salah satu platform, konsumen akan mulai bertanya-tanya tentang keaslian bisnis. Sehingga, bisnis harus hadir di semua channel dari mulai media sosial hingga website, dan melengkapinya dengan konten yang efektif.(isn)