Ekonomi

Indonesia Perluas Pasar Makanan Laut di AS

×

Indonesia Perluas Pasar Makanan Laut di AS

Sebarkan artikel ini

KBRI Washington DC membidik potensi ekspor kakap merah ke Amerika Serikat.

Atase Perdagangan (Atdag) Washington D.C., bertemu importir produk makanan laut Charoen Pokphand Foods (CPF) di Columbia, Maryland, AS, pada Kamis, (30/1). (Foto: Kemendag RI)

SinarHarapan.id – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amerika Serikat terus mendorong ekspor makanan laut ke pasar AS. Atase Perdagangan (Atdag) Washington D.C., Ranitya Kusumadewi, menggelar pertemuan dengan importir makanan laut Charoen Pokphand Foods (CPF) di Columbia, Maryland, pada 30 Januari 2025.

Peluang Besar bagi Kakap Merah Indonesia

Dalam pertemuan itu, Ranitya membahas peluang ekspor kakap merah Indonesia. “Indonesia memiliki sumber daya laut melimpah, termasuk kakap merah. Kami berharap Indonesia bisa menjadi pemasok utama di AS,” ujar Ranitya.

Eksekutif CPF, Howard Cai, Sirirat Goo, dan Michael Earle, turut hadir dalam diskusi tersebut. Mereka mengakui bahwa permintaan pasar AS terhadap kakap merah terus meningkat. CPF juga tengah memperluas diversifikasi produk, termasuk tuna, cumi-cumi, dan tilapia.

Baca Juga: Menlu: RI-AS Mitra Strategis Demokrasi dan Kemakmuran

Permintaan Kakap Merah yang Terus Meningkat

CPF mencatat permintaan kakap merah di AS mencapai 20 kontainer per bulan dengan tren yang terus meningkat. Transaksi awal untuk komoditas ini diperkirakan mencapai USD 2,5 juta per tahun. “Indonesia akan menjaring pemasok potensial untuk memenuhi permintaan ini,” jelas Ranitya.

Perwakilan CPF menyatakan bahwa pasokan kakap merah AS saat ini sebagian besar berasal dari Brasil. Namun, ketersediaan produk tersebut masih musiman. Oleh karena itu, CPF membutuhkan pasokan stabil dari Indonesia. “Kakap merah Indonesia memiliki rasa dan kualitas lebih premium,” ujar perwakilan CPF.

Kemitraan Baru dengan Pemasok Indonesia

CPF terbuka untuk membangun kemitraan dengan pemasok kakap merah Indonesia. Mereka ingin memasarkan produk tersebut lebih luas di AS, terutama untuk sektor restoran. Kakap merah memiliki tekstur lembut dan manis serta mampu menyerap bumbu dengan baik.

Selain kakap merah, CPF juga tertarik dengan produk makanan laut lainnya. Mereka ingin terhubung dengan pemasok tuna, kerapu, nila, dan cumi-cumi dari Indonesia.

Dukungan Indonesia dalam Pameran SENA 2025

KBRI Washington D.C. dan CPF sepakat untuk berkolaborasi dalam Seafood Expo North America (SENA) pada 16—18 Maret 2025 di Boston, Massachusetts. “Kami telah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendukung partisipasi Indonesia di SENA 2025,” ujar Ranitya.

Indonesia Tuna Consortium juga akan menggelar kegiatan tambahan selama pameran. CPF diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu calon pemasok dari Indonesia.

AS: Pasar Utama Produk Perikanan Dunia

CPF merupakan importir dan distributor produk makanan laut yang telah berdiri sejak 1992. Mereka memasok produk ke berbagai supermarket, restoran, dan bisnis makanan di AS. CPF telah mengimpor udang beku dari Indonesia dan kini ingin memperluas produk seafood lainnya.

Amerika Serikat adalah importir produk perikanan terbesar dunia dengan nilai mencapai USD 21 miliar pada 2024. AS mengimpor 15 persen dari total perdagangan makanan laut global. Produk utama impor AS termasuk udang, salmon, tuna, dan ikan berdaging putih.

Indonesia saat ini berada di peringkat ke-7 sebagai negara asal impor perikanan bagi AS. Pangsa pasar Indonesia mencapai 5,5 persen dengan nilai ekspor USD 1,15 miliar. Negara utama pemasok perikanan ke AS meliputi Cile (16,2 persen), Kanada (15 persen), India (9,5 persen), Ekuador (6,7 persen), dan Norwegia (6,6 persen).

Dengan peluang ekspor yang besar, Indonesia terus meningkatkan penetrasi produk makanan laut ke pasar AS. Pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok utama makanan laut di pasar internasional.