SinarHarapan.idd – Alunan gamelan Jawa dan lantunan angklung menggema dari kawasan Dupont Circle, Sabtu pagi (3/5). Suasana meriah langsung terasa saat gerbang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington D.C. terbuka untuk umum. Lebih dari 6.000 orang mengunjungi “open house” atau gelar griya KBRI dalam ajang Around the World Embassy Tour (AWET). Acara tersebut merupakan bagian dari perayaan Passport DC 2025.
Sejak pukul 10 pagi, antrean panjang mulai mengular di depan kompleks KBRI. Anak-anak, keluarga, dan wisatawan mancanegara tampak antusias membawa “paspor tur” untuk distempel, seolah benar-benar sedang menjelajahi berbagai negara. Tahun ini, Indonesia kembali menjadi salah satu destinasi favorit.
Baca Juga: Parade Inspirasi Diri Meriahkan CFD Jakarta dengan Keberagaman Budaya
Tarian dari Aceh hingga Yogyakarta
Pengunjung menikmati pertunjukan budaya yang kaya dan dinamis. Tari Saman dari Aceh dengan hentakan tangan dan irama yang kompak membuka rangkaian acara. Lalu, Tari Tenun dari Bali, yang memvisualkan kehidupan para penenun,. Juga, Tari Roro Ngigel dari Yogyakarta, yang menggambarkan proses pendewasaan seorang gadis muda.

Grup-grup kesenian diaspora Indonesia memainkan gamelan dan lagu-lagu dolanan, menambah kehangatan suasana. Penampilan-penampilan ini tak hanya memukau secara visual, tapi juga membawa pengunjung sejenak “pulang” ke Indonesia.
“Passport DC adalah cuplikan dari Indonesia—sebuah melting pot dari ratusan suku dan bahasa,” ujar Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Washington D.C., Ida Bagus Made Bimantara, saat menyambut pengunjung pertama pagi itu.
Gamelan, Sasando, dan Angklung untuk Semua
Mengusung tema “Diplomasi Musik,” KBRI mengajak publik untuk tidak hanya menonton, tapi juga ikut terlibat. Para pengunjung dapat memainkan alat musik tradisional seperti sasando dari Nusa Tenggara Timur, kulintang dari Sulawesi, hingga gamelan dan angklung. Lagu “Burung Kakatua” dengan alunan angklung pun menciptakan harmoni lintas budaya.
Banyak yang terpesona dengan pengalaman ini. “Saya sangat menyukai suasana dan musik-musik yang ditampilkan. Saya tidak bisa berhenti berjoget sejak tiba di Kedutaan,” ucap seorang pengunjung dari Lebanon. Dari Virginia Utara, seorang pengunjung lain menyebut coffee tasting dan eksibisi alat musik sebagai favoritnya.
Batik, Line Dance Maumere, dan Dangdut
Salah satu sudut paling ramai di halaman KBRI adalah workshop membatik. Sekelompok pemuda dari Puerto Rico antusias mengikuti proses membatik dan pulang membawa karya mereka sebagai oleh-oleh unik.
Kemeriahan mencapai puncaknya saat line dance Maumere mulai. Dipandu diaspora Indonesia dan MC energik, ratusan orang menari bersama. Musik dangdut pun menggema, mengundang tawa dan semangat. Lagu-lagu khas Indonesia ini membangkitkan kenangan dan kebersamaan, terutama bagi warga Indonesia di Amerika.
Sajian Kopi, Teh, dan Makanan Nusantara
KBRI juga memamerkan produk unggulan Indonesia melalui booth UMKM dan kuliner. Produk seperti kopi, teh, seafood, dan kerajinan tangan ditampilkan dengan menarik. Brand-brand seperti Dua DC, Aji Tea, dan Sila Tea memperkenalkan teh Indonesia yang di produksi atau di kembangkan di Amerika Serikat.
Food truck makanan Indonesia ramai diserbu pengunjung. Dari nasi goreng, sate, hingga es cendol, semua ludes dalam hitungan jam.
Indonesia dalam Peta Dunia
Passport DC adalah program tahunan Pemkot Washington D.C. bekerja sama dengan Events DC. Lebih dari 60 kedutaan asing yang membuka pintu untuk publik berpartisipasi dalam acara tersebut. Pengunjung dapat menjelajah dunia hanya dengan berjalan kaki di ibu kota Amerika. Selain Indonesia, negara-negara seperti Arab Saudi, Tiongkok, Jepang, Thailand, dan Inggris juga ikut meramaikan acara.
Melalui momen ini, KBRI Washington D.C. menjalankan peran strategis dalam diplomasi publik—mengenalkan budaya Indonesia secara langsung, menyenangkan, dan membekas di hati warga dunia.