EkonomiNetwork

Banyak Hal Baru di INALAC 2024 Peru

×

Banyak Hal Baru di INALAC 2024 Peru

Sebarkan artikel ini
(Dari kiri ke kanan) Direktur Amerika 2 E. Riris Wusananingdyah, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Duta Besar Umar Hadi, Ketua Komite Amerika Tengah, Kuba dan CARICOM Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Prasetyo Singgih di Konferensi Pers INALAC 2024, Ruang Palapa, Kemlu RI, Jakarta, Selasa (27/8) (Foto: Rafly/Kemlu RI)

SinarHarapan.id – Banyak hal baru dan pertama kali terselenggara dalam Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia  (INALAC)  2024. Selain untuk pertama kalinya digelar di luar Indonesia, yakni di Ibukota Peru, Lima, sejumlah forum dan acara juga untuk pertama kalinya diadakan.

Bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Kementerian Luar Negeri RI menggelar Forum Bisnis antara pengusaha Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia atau  Indonesia-Latin American and the Caribbean (INALAC) Business Forum di Lima, Peru tanggal 11-13 September 2024.

“INALAC Business Forum 2024 ini merupakan misi bisnis berskala besar dan komprehensif yang pertama kalinya dilakukan Pemerintah Indonesia ke kawasan Amerika Latin dan Karibia  dengan melibatkan partisipasi Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta, serta masyarakat madani,” kata Umar Hadi, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, dalam konferensi pers INALAC Business Forum ke-6 di Ruang Palapa, Kemlu RI, Jakarta, (27/8).

INALAC merupakan agenda tahunan Pemerintah Indonesia sejak  2019, dengan tujuan untuk  meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan  kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Sejak pertama digelar hingga 2023, Forum Bisnis INALAC diadakan di Jakarta.  Pada 2024, memanfaatkan momentum Peru sebagai tuan rumah  APEC, Forum Bisnis INALAC untuk pertama  kalinya akan diselenggarakan di Lima, Peru, guna memperkuat kemitraan  ekonomi serta semakin membuka peluang kerja sama yang saling  menguntungkan bagi para pelaku bisnis Indonesia dan mitra dari  Amerika Latin-Karibia.

Forum Bisnis INALAC menjadi salah satu strategi diplomasi Indonesia dalam mendiversifikasi pasar ekspor, meningkatkan nilai perdagangan dan daya saing ekonomi Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Momentum langkah ekspansi bisnis Indonesia di Amerika Latin dan Karibia sangat tepat di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu akibat perang dan ketegangan di berbagai kawasan. Di sisi lain, sejumlah negara tetangga Indonesia, termasuk di ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia maupun Singapura sangat agresif memperluas pasar ekspor mereka di Amerika Latin dan Karibia.

Forum Bisnis INALAC di Peru terdiri dari pameran produk unggulan Indonesia, Business Matching, Business Pitching, CEO Talks, INALAC Business Network, INALAC Society Network dan pagelaran seni-budaya Indonesia.

Rangkaian kegiatan bisnis di Peru nanti merupakan langkah strategis Pemerintah Indonesia untuk memperkuat kemitraan ekonomi melalui interaksi secara langsung antara pengusaha Indonesia dan mitra mereka dari Amerika Latin dan Karibia sekaligus mendorong peluang investasi.

Sebanyak 49 perusahaan Indonesia akan berpartisipasi pada forum bisnis dan pameran produk, yang terdiri dari wakil BUMN, perusahaan swasta skala menengah ke atas dan UMKM. Sektor dan produk unggulan yang ditampilkan meliputi energi, logistik, otomotif dan spareparts, makanan dan minuman, beauty and wellness, furnitur and home decor.

Selama penyelenggaraan Forum Bisnis INALAC lima tahun terakhir 2019-2023, rata-rata pertumbuhan nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia naik 8,9 persen. Nilai ekspornya bahkan melonjak hingga 23,14 persen.

Prasetyo Singgih selaku Ketua Komite Amerika Tengah, Kuba dan CARICOM menegaskan komitmen KADIN dalam mendukung program Forum Bisnis INALAC di Peru.

Pihaknya juga akan menggelar roadshow dan misi bisnis ke beberapa negara di kawasan dengan mengajak 15 pengusaha Indonesia untuk menggarap pasar potensial Amerika Latin dan Karibia.

“Karibia adalah pasar yang relatif tidak terjamah, bagi pengusaha kecil dan menengah, sebenarnya itu hal yang baik, karena tidak banyak pesaing,” kata Prasetyo dalam konferensi pers yang sama.

Pemerintah Indonesia bekerja secara lintas sektor untuk terus meningkatkan interaksi dengan semua pemangku kepentingan di kawasan Amerika Latin dan Karibia.  Selain merupakan pasar potensial dengan jumlah populasi 639,6 juta jiwa, kawasan ini juga menawarkan berbagai potensi kerjasama dan kemitraan yang luas kepada Indonesia, khususnya dalam sektor-sektor penting seperti ketahanan pangan, energi dan mineral. (nat)