Ekonomi

Harga CPO di Bursa Malysia Naik

×

Harga CPO di Bursa Malysia Naik

Sebarkan artikel ini
Pekerja mengumpulkan tandan buah sawit.

SinarHarapan.id – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives menguat pada perdagangan Selasa (20/9/2022). Melansir data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Selasa (20/9/2022), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Oktober 2022 naik 70 Ringgit Malaysia menjadi 3.676 Ringgit Malaysia per ton.

Terangkat berkat data ekspor Malaysia yang naik, ditambah lagi menguatnya perdagangan minyak kedelai di Chicago Board of Trade. Kontrak pengiriman November 2022 menguat 48 Ringgit Malaysia menjadi 3.702 Ringgit Malaysia per ton.

Hingga pengiriman Desember 2022 terkerek 37 Ringgit Malaysia menjadi 3.737 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Januari 2023 terdongkrak 35 Ringgit Malaysia menjadi 3.768 Ringgit Malaysia per ton. Dan kontrak pengiriman Februari 2023 meningkat 32 Ringgit Malaysia menjadi 3.809 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Maret 2023 merugi 35 Ringgit Malaysia menjadi 3.848 Ringgit Malaysia per ton.

Data ekspor Malaysia yang dikumpulkan oleh surveyor kargo Intertek Testing Service mengungkapkan ekspor minyak sawit untuk 1-20 September naik 30,58% menjadi 950,827 ton dari 728.165 ton yang tercatat pada periode yang sama bulan lalu.

Surveyor kargo lain Amspec mengatakan ekspor naik 39,35% menjadi 866.984 ton dibandingkan 622.180 ton sebelumnya. Secara terpisah, MIDF Research, menaikkan proyeksi pertumbuhan 2022 untuk ekspor dan impor Malaysia masing-masing menjadi 22,4% dan 29,5%. Hal itu menunjukan diversifikasi ke pasar baru untuk ekspor minyak sawit.

“Kami memperkirakan harga yang relatif lebih rendah akan membatasi pertumbuhan ekspor sektor, tetapi kemungkinan diversifikasi ke pasar baru dapat membantu mendukung ekspor minyak sawit,” tulis MIDF Research.

MIDF Research mengatakan, meskipun secara tahunan ekspor meningkat, tapi secara bulanan terjadi penurunan ekspor minyak sawit dan produk pertanian berbasis minyak sawit. Hal itu disebabkan oleh koreksi harga dan kendala pasokan. (Red)