SinarHarapan.id – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan dukungan Indonesia terhadap kepemimpinan Singapura dalam perundingan peningkatan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA). Indonesia berkomitmen menyelesaikan perundingan tepat waktu tahun ini.
Dalam pertemuan di Desaru, Johor, Malaysia, Kamis (27/2), Wamendag Roro bertemu Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Gan Kim Yong. Diskusi berlangsung di sela-sela ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Retreat ke-31.
Dampak Positif Peningkatan ATIGA
“Peningkatan komitmen ATIGA akan memperkuat integrasi ekonomi ASEAN, memperluas pasar, dan meningkatkan daya saing produk,” ujar Wamendag Roro. Ia menambahkan, perjanjian ini diharapkan memfasilitasi bisnis, menciptakan perdagangan inklusif, dan memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.
Baca Juga: Wamendag Roro Optimistis Target 8% pada 2029 Tercapai
Menteri Gan menyatakan optimismenya bahwa perundingan ATIGA akan rampung tahun ini dan ditandatangani saat KTT ASEAN 2025.
Sentralitas ASEAN dan Perdagangan Global
Wamendag Roro sepakat dengan Menteri Gan mengenai pentingnya meningkatkan sentralitas ASEAN. Singapura juga mendorong aksesi Indonesia ke dalam Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) serta mengusulkan platform diskusi ASEAN-CPTPP.
Mengenai ketidakpastian global akibat tensi geopolitik dan terpilihnya kembali Presiden Trump, Menteri Gan menekankan perlunya ASEAN memahami kebijakan perdagangan AS dan memanfaatkan peluang dari konflik AS-Tiongkok. “ASEAN sebaiknya memperkuat kerja sama sektor teknologi dan tidak hanya fokus pada tensi perdagangan,” ujarnya.
Perdagangan dan Investasi Indonesia-Singapura
Singapura adalah tujuan ekspor ke-5 dan asal impor ke-2 bagi Indonesia pada 2023. Total perdagangan kedua negara mencapai USD 31 miliar, dengan ekspor Indonesia senilai USD 12,6 miliar dan impor USD 18,4 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia ke Singapura meliputi gas bumi, minyak bumi, perhiasan, mesin listrik, dan emas. Sementara itu, Indonesia mengimpor minyak bumi, bahan bakar diesel, hidrokarbon siklik, kokas minyak bumi, dan perangkat telepon dari Singapura.
Singapura juga merupakan investor terbesar di Indonesia pada 2023 dengan nilai investasi USD 15,4 miliar, meningkat 15,62 persen dari tahun sebelumnya. Investasi Singapura tersebar di lebih dari 14 ribu proyek, dengan sektor utama meliputi industri logam dasar, transportasi, gudang, telekomunikasi, dan industri kertas.