SinarHarapan.id – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus menguat meskipun di tengah ketidakpastian global.
Dalam Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2024 yang berlangsung di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Wamendag Roro menyoroti strategi diplomasi ekonomi untuk mencapai target ambisius pertumbuhan 8% pada 2029.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2024 mencapai 4,95%, lebih tinggi dari beberapa negara maju di G20. Saya optimistis angka ini dapat mencapai 5–5,1% pada akhir tahun. Dan dengan kerja keras lintas sektor, target 8% dalam lima tahun mendatang dapat terwujud,” ujar Wamendag Roro.
CIFP 2024, yang mengangkat tema “Economic Diplomacy: Strategies for Achieving 8% Growth,” menjadi forum strategis untuk memperkuat sinergi lintas pemangku kepentingan.
Baca Juga: Menakar Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Presiden Prabowo
Kinerja Perdagangan Luar Negeri Positif
Wamendag Roro juga menyoroti surplus neraca perdagangan sebesar USD 24,43 miliar pada Januari–Oktober 2024, yang didukung oleh pengamanan pasar dalam negeri dan perluasan ekspor.
Kementerian Perdagangan memprioritaskan tiga strategi utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pertama, pengamanan pasar dalam negeri guna melindungi pelaku usaha lokal.
Kedua, perluasan pasar ekspor melalui penyelesaian perjanjian perdagangan internasional.
Ketiga, peningkatan kontribusi UMKM dalam ekspor nasional.
“Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan selama 54 bulan berturut-turut berkat optimalisasi perjanjian dagang dan penyelesaian sengketa perdagangan,” kata Wamendag.
Peran Aktif di WTO dan Forum Internasional
Dalam forum perdagangan internasional, Indonesia aktif dalam 33 kasus di World Trade Organization (WTO). Dengan status sebagai tergugat, penggugat, maupun pihak ketiga.
Pemerintah terus mengupayakan solusi strategis untuk menjaga kepentingan perdagangan nasional.
Kolaborasi Lintas Sektor
Sesi CIFP 2024 ini turut menghadirkan tokoh penting, seperti Wakil Menteri Keuangan Thomas AM. Djiwandono. Juga Utusan Khusus Presiden Mari Elka Pangestu, dan Ketua APINDO Shinta Kamdani.
Diskusi ini dipandu oleh akademisi Aknolt Kristian Pakpahan dari Universitas Katolik Parahyangan.
CIFP, inisiasi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) sejak 2015, menjadi platform penting bagi para pemangku kebijakan untuk bertukar pandangan dan merancang strategi inovatif demi memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional.