SinarHarapan.id-Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menjelaskan tiga program prioritas di Badan Bahasa beserta capaiannya. “Program kami besarannya ada tiga, yaitu literasi kebahasaan dan kesastraan, revitalisasi bahasa daerah, dan internasionalisasi bahasa Indonesia,” ujar Aminudin, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Sabtu (15/6/2024).
Terkait literasi, tugas utama Badan Bahasa salah satunya adalah menyediakan buku-buku bacaan bermutu untuk jenjang PAUD dan SD. Pada 2022, Badan Bahasa telah mendistribusikan sejumlah 16,8 juta buku ke 20.000 sekolah. Kemudian pada 2024 akan kembali didistribusikan sejumlah 21 juta buku ke sekolah dengan predikat tingkat literasi, berdasarkan Asesmen Nasional (AN), masih rendah sejumlah 45.000 Sekolah Dasar (SD), dan setiap sekolah akan mendapatkan 600 eksemplar. Selain itu, guru-guru SD tersebut akan diberi pelatihan bersama dengan komunitas-komunitas literasi.
Program kedua yaitu Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), dilaksanakan untuk merespon kekhawatiran terkait penurunan vitalitas bahasa daerah. Pada 2021, Badan Bahasa telah mulai melakukan revitalisasi bahasa daerah dengan pola baru, dan program ini menunjukkan adanya kenaikan yang sangat baik dari segi partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam program pelindungan bahasa dan sastra daerah. Adapun capaian program ini setiap tahunnya sebagai berikut. Pada 2021 sebanyak 5 bahasa daerah, 2022 sebanyak 39 bahasa daerah, 2023 sebanyak 72 bahasa daerah, dan 2024 sebanyak 93 bahasa daerah.
Kemudian terkait program ketiga yakni internasionalisasi bahasa Indonesia, Aminudin menyampaikan, merupakan prestasi yang luar biasa khususnya bagi Badan Bahasa. Awalnya berdasarkan Kongres Bahasa Indonesia Tahun 2018, bahasa Indonesia ditargetkan untuk menjadi bahasa internasional pada 2045.
“Kami melakukan percepatan dengan berbagai langkah, kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, kerja sama dengan pihak-pihak UNESCO, dan melakukan pendekatan dengan negara-negara anggota UNESCO. Akhirnya, pada 20 November 2023, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai salah satu Bahasa resmi di Sidang Umum UNESCO,” ujarnya.
Aminudin menekankan pentingnya literasi bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, target Badan Bahasa pada 2025 adalah penyediaan buku-buku bahan bacaan untuk jenjang SD kelas 4, 5, 6, dan SMP, ditambah buku-buku untuk anak-anak yang masuk kategori berkebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhan mereka.
Penyediaan buku bacaan bermutu dengan disertai pelatihan dan pemanfaatan buku tersebut secara baik, dapat menaikkan kompetensi literasi dan numerasi siswa. Hal tersebut diperkuat dengan hasil kajian dari INOVASI, bahwa pelatihan disertai buku bacaan telah menaikkan nilai literasi siswa sebanyak 8 persen pada kemampuan membaca dan 9 persen pada kemampuan mendengar.
Aminudin Aziz juga menyerahkan hasil kerja Badan Bahasa kepada seluruh anggota Komisi X DPR RI, yang diterima langsung oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih dan Hetifah Sjaifudian.
Buku yang diserahkan di antaranya (1) KBBI Edisi V dan Antologi Cerita Anak ASEAN yang diterjemahkan ke dalam bahasa negara ASEAN sebagai upaya mendukung diplomasi kebahasaan di Indonesia. (2) Buku Zamrud Khatulistiwa yang merupakan Antologi Cerpen Berbahasa Daerah karya cerpenis muda, peserta kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) dari Sabang sampai Merauke. Buku tersebut merupakan hasil dari praktik baik upaya pelindungan bahasa daerah yang menjadi program prioritas Badan Bahasa.
(3) Buku bacaan bermutu hasil sayembara penulisan cerita anak yang dikirimkan ke wilayah 3T sebagai upaya penanggulangan darurat literasi di Indonesia, serta (4) tiga edisi Risalah Kebijakan yaitu edisi-1 Arah Baru Revitalisasi Bahasa Daerah: Menekan Laju Kepunahan Bahasa Daerah di Indonesia, edisi-2 Bahasa dan Perubahan Iklim: Membangun Kesadaran dan Aksi Nyata untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik, serta edisi-3: Memperkuat Literasi Indonesia: Menuju Bangsa yang Maju dan Bermartabat.(isn/infopublik)