SinarHarapan.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri bekerja sama menyelenggarakan kegiatan literasi digital sektor pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Sumatera Barat.
Total peserta sebanyak 24.000 orang dari kalangan ASN Provinsi Sumatera Barat menjadi target dalam kegiatan ini. Kegiatan literasi digital sektor pemerintahan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan para ASN dalam memanfaatkan teknologi digital, meningkatkan kewaspadaan, serta mengadopsi teknologi digital.
Partisipasi ASN di lingkup Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam mengikuti kegiatan Literasi Digital Pemerintah merupakan salah satu pendorong terciptanya Indonesia Makin Cakap Digital.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021, disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
Berdasarkan data tersebut, literasi digital sangat diperlukan bagi masyarakat. Dengan pengetahuan dan kemampuan literasi digital yang baik, setiap orang akan lebih kritis terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan literasi digital di sektor pemerintahan merupakan salah satu inisiasi Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Direktur Pemberdayaan Informatika, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng menyampaikan bahwa kegiatan Literasi Digital ini tidak hanya untuk memenuhi kewajiban ASN dalam kegiatan pengembangan kompetensi, tetapi juga untuk meningkatkan kompetensi ASN di bidang digital untuk menunjang pelayanan publik.
“Tugas kita sebagai ASN ini adalah membuat konten-konten kreatif yang mendidik dan diharapkan dapat membantu produktivitas masyarakat. Yang harus membanjiri ruang digital itu adalah konten-konten positif yang membangun,” kata Bonifasius saat membuka kegiatan beberapa waktu lalu.
Ada 4 pilar yang nanti disinggung, 2 pilar teknikal seperti kecakapan digital dan keamanan digital.
Kecakapan digital atau digital skills akan membahas mengenai perangkat hardware, software beserta perangkat – perangkatnya. Keamanan digital atau digital safety diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keamanan digital dari kehidupan sehari-hari.
Kemudian 2 pilar berikutnya, nonteknikal, ada budaya digital dan etika digital.
“Budaya digital perlu kita pahami dengan nilai Pancasila yang harus tetap jadi bagian dari kita di ruang digital, serta netiket dalam berinternet yang termasuk dalam etika digital ini diperlukan agar kita paham tata kelola di dunia digital sehingga tidak salah dalam berperilaku di dalam media sosial atau platform lainnya,” jelas Bonifasius.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Hansastri, SE, AK, MM, CFrA menyampaikan bahwa ASN di Sumatera Barat sudah memiliki aplikasi-aplikasi untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat, namun dibutuhkan pengembangan Sumber Daya Manusia untuk mengimplementasikan aplikasi tersebut.
“Diharapkan empat pilar tadi bisa mempercepat pengimplementasian aplikasi-aplikasi tersebut untuk memaksimalkan pelayanan dari ASN untuk masyarakat,” ujar Hansastri.
Kepala Pusat IV Pengembangan Kompetensi Fungsional dan Teknis BPSDM Kementerian Dalam Negeri, Drs. Dian Andy Permana menyatakan bahwa kegiatan literasi digital ini sesuai dengan core value yang ada pada ASN, yaitu ber-AKHLAK.
“Ada dua yang menjadi sumbu dalam value ini, yaitu kompeten dan adaptif. Sebagai ASN, kita harus kompeten dan adaptif,” katanya.
“Kompeten adalah ASN ini harus terus belajar dan membuat inovasi dalam dunia digital. Adaptif, dalam menerima perubahan-perubahan yang terjadi sehingga ASN bisa menggunakan teknologi-teknologi baru dalam melaksanakan pelayanan publik,” katanya lagi.
Kegiatan dibagi menjadi dua sesi yang berisi materi mengenai kecakapan digital (digital skills), keamanan digital (digital safety), budaya digital (digital culture) dan etika digital (digital ethics).
Sesi pertama membahas tentang budaya dan etika digital yang disampaikan oleh Gatot Sandy, Praktisi Digital Content Creator dan Pengembangan Digital Learning System. Mampu membangun wawasan kebangsaan dalam berinteraksi di ruang digital, dapat menyesuaikan diri, berpikir rasional dan mengutamakan netiket adalah tujuan dari penyampaian materi budaya digital dan etika digital.
“Teknologi ataupun yang kita miliki saat ini dapat menjadi pisau bermata dua. Bisa mendatangkan manfaat jika digunakan dengan baik atau sebaliknya dapat mendatangkan keburukan jika digunakan untuk hal negative,” kata Gatot.
“Yang harus menjadi perhatian kita bersama, dari 80 persen lebih dari pemilik gawai, Indonesia berada di peringkat 74 dari 120 negara dari kategori readiness dalam inklusi bidang digital, yang berarti kesiapan masyarakat untuk menghadapi transformasi digital perlu ditingkatkan,” tambah Gatot.
Pada sesi selanjutnya, Tri Hadiyanto Sasongko sebagai narasumber materi kecakapan digital dan keamanan digital menekankan bahwa kecakapan digital yang perlu ASN miliki adalah bagaimana mengetahui suatu berita atau informasi itu benar atau tidak dengan mencermati alamat situs terlebih dahulu apakah resmi dan meyakinkan.
Waspada kalimat provokatif dan cek juga gambar, berita dan siapa sumber yang pertama kali menyebarkan berita tersebut.
Dalam materi keamanan digital, disampaikan bahwa ASN perlu mengerti tentang pengamanan hardware dan software, pengamanan perangkat dan tips berinternet yang aman.
“Minimalkan penggunaan Wi-Fi publik atau umum, gunakan email resmi seperti instansi.go.id untuk aktivitas kantor, biasakan log out setelah selesai menggunakan email, website, atau media sosial dan platform digital lainnya. Lindungi juga data pribadi, berikan data hanya kepada pihak yang betul-betul membutuhkan dan berkepentingan,” jelas Tri.
Kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @siberkreasi, @literasidigitalkominfo atau website info.literasidigital.id.