Internasional

Papermoon Theatre Suguhkan “Puno, Sewing Memories” di Washington, D.C.

×

Papermoon Theatre Suguhkan “Puno, Sewing Memories” di Washington, D.C.

Sebarkan artikel ini

KBRI Washington DC menghadiri pementasan kelompok teater asal Indonesia, Papermoon Theatre, yang menampilkan karya bertajuk “Puno, Sewing Memories” di Harris Theatre, George Mason University.

Kelompok teater boneka asal Indonesia, Papermoon Theatre, kembali menghadirkan karya imajinatifnya di panggung internasional. (Foto: KBRI Washington DC)

SinarHarapan.id – Kelompok teater boneka asal Indonesia, Papermoon Theatre, kembali menghadirkan karya imajinatifnya di panggung internasional. Kali ini, mereka mementaskan “Puno, Sewing Memories” di Harris Theatre, George Mason University, Washington, D.C., Sabtu (4/10).

Pertunjukan tersebut merupakan bagian dari program residensi Papermoon Theatre di George Mason University dengan dukungan Center Stage dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Sebelum hadir di Washington, karya ini sempat dipentaskan di New York dan setelahnya akan melanjutkan tur ke Tucson, Arizona.

Selama sekitar satu jam, penonton disuguhi pengalaman teater yang penuh kehangatan, tawa, haru, sekaligus kekaguman. “Puno, Sewing Memories” menampilkan ekspresi universal tentang cara manusia menjaga kenangan bersama orang tercinta.

Kevin Harper, salah seorang penonton, mengaku terhanyut oleh alur yang ditampilkan. “Pertunjukan ini luar biasa. Ia menyentuh hati terdalam dengan tema kehilangan dan bagaimana manusia memaknai duka,” ujarnya usai pertunjukan.

Pendiri Papermoon Theatre, Ria Tri Sulistyani, dalam sesi penutup berbagi cerita di balik proses kreatif karya ini. Menurut dia, ide Puno lahir dari pengalaman pribadi kehilangan kedua orang tuanya di usia muda. “Kehilangan orang yang kita cintai adalah pengalaman universal. Lewat pertunjukan ini, kami ingin setiap orang menemukan cara mereka sendiri untuk mengenang dan memulihkan diri,” katanya.

Didirikan pada 2006 oleh Ria bersama seniman visual Iwan Effendi, Papermoon Theatre dikenal dengan pendekatan intim dan penuh imajinasi. Berbagai karya mereka telah tampil di panggung dunia dengan bahasa seni yang personal, tetapi tetap beresonansi secara luas.

Karya “Puno, Sewing Memories” sendiri menuai apresiasi internasional berkat keindahan visual serta kepiawaian teknis dalam menghadirkan emosi tanpa kata. Harian The Sydney Morning Herald menyebut pertunjukan ini mengajak penonton untuk “delight in the innocence, the beauty, and the expert puppetry.”

Sejak debut di Amerika Serikat pada 2012 melalui program Center Stage, Papermoon terus memperluas kiprahnya secara global. Di Yogyakarta, mereka mendirikan studio sekaligus ruang residensi seniman, serta menginisiasi Pesta Boneka, festival komunitas internasional bagi para pembuat boneka yang mulai digelar pada 2008.

Melalui karya-karyanya, Papermoon Theatre tidak hanya memperkenalkan seni pertunjukan Indonesia kepada dunia, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya. Bahasa seni yang universal menjadi jembatan yang kian mendekatkan masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat.