Ekonomi

Perusahaan Farmasi Indonesia Teken Kerja Sama dengan Jepang

×

Perusahaan Farmasi Indonesia Teken Kerja Sama dengan Jepang

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id – Perusahaan farmasi Indonesia meneken kerja sama dengan mitranya dari Jepang. Kerja sama tersebut dijalin dalam Indonesia-Japan Pharmaceutical and Medical Devices Business Forum di Tokyo, Kamis (6/10).

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi mengungkapkan dengan nilai transaksi mencapai USD 10,1 Milyar pada 2021, industri farmasi dan alat kesehatan (farmalkes) Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.

“Untuk itulah, Perwakilan Indonesia di Jepang menginisiasi forum bisnis di sektor farmasi dan alat kesehatan ini sebagai langkah proaktif mendukung realisasi konkret di pilar kerja sama Kesehatan Global pada Presidensi G20 Indonesia,” kata Dubes RI pada kegiatan yang diinisiasi KBRI Tokyo dan KJRI Osaka, dan didukung oleh KADIN Komite Bilateral Indonesia-Jepang tersebut.

KADIN Indonesia memimpin kehadiran 15 delegasi bisnis Indonesia dari sembilan perusahaan farmasi dan alat kesehatan Indonesia, termasuk juga perwakilan dari Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI).

“Kami mengapresiasi inisiatif Perwakilan Indonesia di Jepang untuk turut menjembatani kerja sama antara pelaku bisnis. KADIN tentunya siap support kerja sama Indonesia-Jepang di berbagai sektor,” kata tutur Wandi Wanandi, Ketua KADIN Komite Bilateral Indonesia-Jepang.

Kesepakatan komitmen kerja sama antara GPFI dengan mitranya di Jepang yakni the Federation of Pharmaceutical Manufacturers’ Association of Japan (FPMAJ), khususnya untuk membuka kontak dalam penjajakan co-production dan riset berhasil ditandatangani dalam forum tersebut.

“FPMAJ merasa terhormat dapat hadir di forum bisnis hari ini dan mengharapkan kolaborasi lebih lanjut dengan Indonesia di bidang Kesehatan,” kata Director General FPMAJ,Toshihiko Miyajima.

Dukungan terhadap penguatan kerja sama Indonesia dan Jepang di bidang farmalkes juga disampaikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Dr. Penny K. Lukito, dalam keynote speech melalui pesan video.

“Pasar Indonesia merupakan faktor signifikan yang menarik bagi investor Jepang, untuk itu saya mengundang pelaku industri farmasi Jepang untuk menjalin kolaborasi lebih luas dengan Indonesia melalui penelitian dan pengembangan obat-obatan berbasis teknologi,” kata Penny.

Forum bisnis farmalkes menghadirkan pidato kunci dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, DR. Kunta Wibawa dan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian RI, Ignatius Warsito.

“Saat ini Pemerintah Indonesia tengah memfokuskan enam pilar utama transformasi sektor kesehatan Indonesia, antara lain meliputi transformasi layanan dasar dan rumah sakit, serta sistem kesehatan yang resilience. Kami mengundang mitra dari Jepang untuk turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi farmalkes di Indonesia,” ujar Dr. Kunta.

Adapun Warsito menekankan komitmen Pemerintah Indonesia mendorong kemandirian industri farmalkes melalui pengembangan industri bahan baku dan terus berupaya menyempurnakan regulasi untuk meningkatkan produk dalam negeri.

Guna memberikan pandangan dari pelaku industri, forum bisnis farmasi dan alat kesehatan tersebut juga turut menghadirkan perwakilan dari Asosiasi dalam diskusi panel, antara lain Sekjen ASPAKI, Cristina Sadjaja dan Presiden Direktur Kimia Farma David Utama selaku wakil dari GPFI.

Dalam paparannya, baik ASPAKI maupun GPFI turut memaparkan industri farmasi dan alat kesehatan Indonesia dan mengajak kolaborasi dengan Jepang, baik dalam hal produksi bersama, pelatihan kapasitas dan kerja sama riset.

Konjen RI di Osaka Diana ES Sutikno dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran lebih dari 300 peserta forum bisnis yang hadir baik secara luring di OBIC Hall, Osaka maupun secara daring melalui platform zoom.

“Melalui forum bisnis ini, Pemerintah Indonesia ingin menegaskan komitmen sebagai regulator dalam industri Kesehatan. Namun Indonesia tidak ingin berhenti sebagai pasar semata, tetapi ingin turut bersama – sama dengan Jepang untuk dapat mengembangkan berbagai kolaborasi di sektor farmalkes, khususnya yang berbasis riset dan kerja sama produksi,” kata Konjen RI.

Kegiatan forum bisnis juga dirangkaikan dengan berbagai kegiatan kunjungan lapangan dan pertemuan bisnis selama 5 -7 Oktober 2022. Terdapat sekitar 38 pertemuan bisnis terjalin dan lima lokasi kunjungan lapangan, antara lain ke pusat riset SYSMEX i-Square, Otsuka Electrics Factory, Fuji Film Wako Pure Chemical Factory, Pharmira Co.Ltd, dan Kobe Biomedical Innovation Cluster.

Kegiatan forum bisnis farmasi dan alat kesehatan di Osaka terselenggara atas kerja sama KBRI Tokyo, KJRI Osaka, KADIN Komite Bilateral Indonesia – Jepang, Kementerian Perindustrian, IIPC Tokyo dan ITPC Osaka serta beberapa mitra Jepang seperti METI Kansai, FPMAJ dan JETRO.

Berita

SinarHarapan.id – Banyak hal baru dan pertama kali terselenggara dalam Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia  (INALAC)  2024. Selain untuk…