Gaya Hidup

Saat “Bibit, Bebet, Bobot” Bertransformasi jadi “Berbeda, Bertumbuh, Bersama”

×

Saat “Bibit, Bebet, Bobot” Bertransformasi jadi “Berbeda, Bertumbuh, Bersama”

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id-Banyak pasangan ketika ingin ke jenjang pernikahan akan memperhitungkan 3 hal yang banyak orang yakini kebenarannya, yakni Bibit, Bebet dan Bobot.

Namun pergeseran waktu dan perubahan gaya hidup belakangan ini menganggap ketiga hal tersebut menjadi berbeda.

Close up menggelar kampanye yang mengangkat pentingnya memberikan makna yang lebih fresh pada filosofi “Bibit, Bebet, Bobot” melalui serangkaian platform dan aktivitas yang menginspirasi pasangan muda untuk lebih percaya diri menyuarakan isi hati dalam memilih dan menjalani hubungan mereka.

Melalui Closeup brand pasta gigi gel produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. kembali menghadirkan kampanye #SpeakUpforLove yang telah secara konsisten digencarkan sejak 2020.

Filosofi ‘Bibit, Bebet, Bobot’ atau 3B masih menjadi tiga kriteria yang turun temurun dipergunakan keluarga dalam menentukan calon pasangan hidup yang terbaik bagi anak mereka. Pemahaman lama mengenai filosofi ini tidak jarang mengakibatkan banyak pasangan – utamanya mereka yang menjalin hubungan yang unconventional karena perbedaan mencolok seperti beda usia, latar belakang ekonomi, atau suku dan ras – terpaksa menyudahi hubungan karena merasa tidak mampu memenuhi harapan dari keluarga maupun lingkungan.” jelas Distya Tarworo Endri, Head of Marketing Oral Care Category, PT Unilever Indonesia, Tbk.(9/8/2022)

“Melalui kampanye #SpeakUpforLove Closeup ingin mengangkat makna lebih fresh dari filosofi 3B, yang sesungguhnya dapat bertransformasi menjadi ‘Berbeda Bertumbuh Bersama’,” lanjut Distya.

Pingkan Rumondor, M.Psi., Psikolog Klinis dan Peneliti Relasi Interpersonal menanggapi, “Pemaknaan Bibit, Bebet, Bobot – sebagai asal usul, latar belakang ekonomi keluarga, serta pendidikan dan keahlian calon pasangan – sesuai dengan tujuan pernikahan di jaman dulu, yaitu untuk mengamankan harta, tanah, dan kedudukan.”

Terkait filosofi 3B, ditemukan bahwa di semua kelompok responden hampir seluruhnya setuju bahwa pedoman ini pada dasarnya masih baik untuk diterapkan. Namun, hanya 2 dari 10 orang merasa bahwa definisi 3B yang sekarang berlaku masih relevan.

Akhirnya, studi ini menunjukkan bahwa 5 dari 10 orang menginginkan makna yang lebih fresh dari filosofi 3B, yang terangkum sebagai:
Bibit: Memastikan asal-usul seseorang bukanlah untuk memvalidasi stereotype mengenai suku/ras tertentu, melainkan meyakinkan bahwa ia memiliki lingkungan atau support system yang mendorongnya untuk bertumbuh
Bebet: Latar belakang ekonomi keluarga bukan jaminan masa depan yang cerah, melainkan kemampuan seseorang untuk memaksimalkan potensi diri
Bobot: Latar belakang pendidikan dan keahlian tidak cukup, harus dipertajam dengan visi dan tujuan yang sama dengan pasangan.

Pasangan selebriti Muhammad Fardhan dan Mikaila Patritz ikut berbagi, “Selain usia yang terpaut cukup jauh, kami juga berasal dari ras dan suku yang berbeda. Selama pacaran, hal ini menimbulkan pertanyaan atau keraguan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Awalnya memang ‘gerah’, tapi karena sering berdiskusi tentang ekspektasi dalam hidup dan pembagian peran antara suami istri, akhirnya kami merasa semakin cocok dan mantap melanjutkan hubungan.

Komunikasi dan keterbukaan antara orang tua dan anak dalam memilih pasangan adalah hal yang amat penting.