Ekonomi

Segera Terima Deviden Rp 59,11 Triliun, Danantara Bersiap Garap Sektor Riil

×

Segera Terima Deviden Rp 59,11 Triliun, Danantara Bersiap Garap Sektor Riil

Sebarkan artikel ini

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) disebut-sebut bakal menerima deviden bank BUMN sebesar Rp 59,11 triliun pada akhir April 2025.

SinarHarapan.id – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) disebut-sebut bakal menerima deviden bank BUMN sebesar Rp 59,11 triliun pada akhir April 2025.

Menanggapi hal ini, Pengamat BUMN sekaligus Direktur Next Indonesia, Herry Gunawan menilai dana awal tersebut pastinya akan digunakan untuk operasional, selain itu juga akan diparkirkan pada portofolio investasi.

“Kekhawatirannya, kalau penggunaan untuk portofolio lebih dominan dibandingkan untuk sektor riil, nanti Danantara bisa salah jalan. Untuk itu, Danantara harus membangun kepercayaan publik, dengan mulai menggarap proyek di sektor riil atau direct investment,” ujarnya.

Herry mengungkapkan, proyek yang perlu jadi prioritas untuk didanai oleh Danantara adalah yang memberikan efek pengganda besar, seperti proyek hilirisasi di mana memiliki multiplier effect bagi perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.

“Proyek seperti itu harus menjadi prioritas, dibandingkan proyek-proyek yang bernilai sosial lebih tinggi seperti penyediaan rumah. Nilai tambahnya sangat kecil, sangat jauh dibandingkan dengan proyek hilirisasi,” ungkapnya.

Herry menjelaskan, proyek yang dikerjakan Danantara semestinya bisa bermanfaat langsung ke masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan begitu, kata dia, Danantara akan menjadi perintis proyek strategis hilirisasi.

Namun demikian, Herry mewanti-wanti, jangan sampai Danantara hadir justru menjadi bencana bagi sektor swasta, misalnya, mendorong BUMN menguasai sektor produksi dari hulu sampai hilir tanpa melibatkan swasta sebagai ekosistem.

“Kalau ini yang dilakukan, dampaknya sangat buruk, karena satu pelaku ekonomi yang penting (sektor swasta) malah tumbang, alih-alih jadi berkembang,” pungkasnya.