Internasional

Wamenlu RI Tekankan Multilateralisme di Forum FEALAC

×

Wamenlu RI Tekankan Multilateralisme di Forum FEALAC

Sebarkan artikel ini

Wamenlu RI Arrmanatha C. Nasir mendorong pentingnya prinsip multilateralisme guna menavigasi hubungan internasional di tengah tantangan global yang kompleks saat ini.

10th Forum for East Asia and Latin America Cooperation Foreign Ministers’ Meeting (10th FEALAC FMM) bertema “25 Years and beyond: Vision for East Asia and Latin America” di Ulaanbaatar, Mongolia (22/8).

SinarHarapan.id – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha C. Nasir, menekankan pentingnya multilateralisme sebagai pedoman menghadapi dinamika global yang kian kompleks. Pesan itu ia sampaikan dalam 10th Forum for East Asia and Latin America Cooperation Foreign Ministers’ Meeting (FEALAC FMM) bertema “25 Years and Beyond: Vision for East Asia and Latin America” di Ulaanbaatar, Mongolia, Jumat (22/8).

Pertemuan itu dihadiri perwakilan dari 32 negara anggota FEALAC, bersama sejumlah lembaga internasional seperti UN ECLAC, UN ESCAP, dan FEALAC Cyber Secretariat.

Baca Juga: Hentikan Kelaparan di Gaza

Arrmanatha menyebut, dalam 25 tahun terakhir, FEALAC berkembang menjadi forum yang semakin dinamis dan berpengaruh di tengah ketidakpastian global. Di saat kepercayaan terhadap multilateralisme melemah, menurut dia, dunia justru membutuhkan ruang dialog antar kawasan seperti FEALAC.

Tiga Strategi Penguatan

Untuk menjaga relevansi FEALAC, Indonesia mengusulkan tiga strategi. Pertama, memperkuat kerangka institusional organisasi. Kedua, menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap tujuan bersama. Ketiga, memastikan keberadaan FEALAC memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Indonesia berkomitmen memperdalam hubungan antar kawasan, membangun koneksi antarmasyarakat, serta memaksimalkan inisiatif FEALAC,” ujar Arrmanatha.

Momentum Reformasi Multilateral

Seiring peringatan 25 tahun FEALAC dan 80 tahun PBB, Indonesia mendorong forum ini berada di garda terdepan reformasi multilateral. Arrmanatha menekankan pentingnya implementasi penuh Pact of the Future sebagai pijakan pembaruan sistem internasional.

Sebagai bagian dari hasil pertemuan, Ulaanbaatar Declaration menegaskan komitmen negara anggota pada multilateralisme, hukum internasional, serta dukungan terhadap reformasi PBB. Deklarasi itu juga memuat penguatan kelembagaan FEALAC, kerja sama menghadapi perubahan iklim, dan pencapaian SDGs.

Indonesia turut mengusulkan pembentukan Kaukus FEALAC di New York guna mempercepat diskusi reformasi PBB.

Tentang FEALAC

FEALAC dibentuk pada 1999 untuk memperkuat dialog dan kerja sama antara Asia Timur dan Amerika Latin. Forum ini mencakup bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan lingkungan hidup. Saat ini, FEALAC beranggotakan 36 negara, terdiri dari 16 negara Asia Timur, termasuk Indonesia, dan 20 negara Amerika Latin.

Sumber: Kementerian Luar Negeri RI