SinarHarapan.id – Duta Besar RI Havana, Dr. Nana Yuliana telah melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sancti Spiritus pada 18-19 September 2024. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memperluas jaringan kerja dan mengeksplorasi potensi-potensi hubungan kerja sama antara Indonesia dan Kuba.
Dalam kunjungan tersebut, Dubes RI melakukan pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sancti Spiritus, Alexis Lorente Jiménez, Direktur produksi pabrik cerutu Tabacuba, kepala Museum Sejarah Guayabera dan para Deputi Pusat Penelitian Genetic Engineering dan Bio-Technology (CIGB).
Dalam sesi pertemuan tersebut, Dubes RI menyampaikan bahwa hubungan ekonomi antara Indonesia dan Kuba terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2022, total perdagangan berjumlah 4 juta dolar AS. Ekspor Indonesia ke Kuba 3 juta dolar AS, impor Indonesia dari Kuba 1 juta USD. Neraca perdagangan Indonesia dengan Kuba menunjukkan surplus sebesar 2 juta dolar AS untuk Indonesia.
Pada 2023, Impor Indonesia dari Kuba berjumlah 1,2 juta dolar AS, ekspor Indonesia ke Kuba, 8,2 juta dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia dengan Kuba pada 2023 menunjukkan kenaikan surplus yang signifikan sebesar 7 juta dolar AS untuk Indonesia.
Pada Januari hingga Juni 2024, Impor Kuba dari Indonesia berjumlah 0,6 juta dolar AS, sedangkan ekspor Indonesia ke Kuba berjumlah 4,0 juta dolar AS, sehingga neraca perdagangan Indonesia dengan Kuba dari Januari ke Juni 2024 menunjukkan surplus sebesar 3,4 juta dolar AS untuk Indonesia.
Ekspor Utama Indonesia ke Kuba, utamanya sabun, kertas tanpa pelapis, ban pneumatik baru, kertas karbon, dan finishing agents.
Impor Utama Indonesia dari Kuba, utamanya cigar (cerutu), unmanufactured tobacco.
Dalam bidang investasi, pengusaha Indonesia yang tergabung dengan Archipelago Group telah melakukan 6 investasi di manajemen perhotelan di Kuba, yaitu di dua hotel di Havana, Varadero, Las Brujas, Holguín, dan Cayo Coco.
Gubernur Jimenez menyambut baik kunjungan Dubes RI ke provinsi tersebut, dan mengharapkan pelaku bisnis Indonesia dapat berinvestasi dan melakukan hubungan perdagangan dengan rekan bisnis mereka di Provinsi Sancti Spiritus, Kuba.
Provinsi tersebut memiliki potensi pertanian tembakau, pabrik pengolahan tembakau menjadi cerutu Kuba, dan padi (beras), serta kacang-kacangan.
Selain itu juga terdapat beberapa potensi ekonomi dari sektor perikanan, pariwisata, dan pusat penelitian vaksin anti kanker paru-paru dan larynx.
Gubernur Jimenez juga mengundang para pengusaha Indonesia dapat ikut serta dalam pameran Habanos Festival pada Februari 2024 di Havana, dan Expo Yayabo di Provinsi Sancti Spiritus pada April 2025.
Dalam kedua kegiatan ekonomi ini Gubernur Jimenez yakin bahwa banyak para pengusaha Kuba yang tertarik berbisinis dengan pelaku bisnis Indonesia.
Salah satu kota di Provinsi Sancti Spiritus, Trinidad merupakan kota turis yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dari Amerika Serikat, Kanada dan Eropa, yang membutuhkan investor asing di bidang perhotelan.
Selain melakukan pertemuan dengan Gubernur Jimenez, Dubes RI juga melakukan pertemuan dengan Direktur produksi perusahaan pembuatan cerutu Tabacuba yang memproduksi cerutu kualitas ekspor dan cerutu yang dikonsumsi nasional yang menjadi favorit penggemar cerutu di mancanegara.
Pertemuan dengan Kepala Museum Sejarah Baju Guayabera, Carlos Figueroa, dimana museum ini mengkoleksi berbagai jenis baju Guayabera, baju nasional Kuba yang sangat diminati oleh masyarakat di kawasan Karibia dan Amerika Latin, dan Guayabera dari mantan Dubes Banua Radja Manik pada tahun 2009.
Dubes RI melakukan kunjungan ke Pusat Penelitian Genetic Engineering dan Bio-Technology (CIGB) dan diterima oleh para Deputi Direktur CIGB, José Manuel Sanchez Rios dan Dr Rafael Ibargoyin.
Pusat Penelitian tersebut telah menghasilkan vaksin anti COVID 19 Abdala, vaksin anti COVID 19 Mambisa, vaksin anti virus hepatitis B Heberbiovac HB® Recombinant, vaksin anti kanker paru-paru dan larynx.
Dubes RI mengharapkan agar pelaku bisnis Indonesia dapat memanfaatkan peluang bisnis dengan Kuba, yang memiliki potensi untuk dijadikan kerja sama saling menguntungkan bagi kedua bangsa dan negara. (nat)
(Sumber: KBRI Havana)