Pelantikan Presiden Republik Dominikana Luis Abinader. (Foto: KBRI Havana)

SinarHarapan.id – Duta Besar RI Kuba merangkap Republik Dominikana, Nana Yuliana, diundang untuk mewakili Pemerintah Indonesia pada Pelantikan Presiden Republik Dominikana Luis Abinader.

 Luis Abinader resmi dilantik pada 16 Agustus 2024 untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Republik Dominikana periode 2024-2028. Luis Abinader yang berasal dari Modern Revolutionary Party (PRM) memperoleh 58% suara rakyat (popular vote), mengalahkan saingannya Leonel Fernandez dari Partai People’s Force (PF) dan Abel Martinez dari Dominican Liberation Party (PLD).

Presiden Luis Abinader adalah seorang pebisnis dan politisi. Sebagai Presiden, Luis Abinader didampingi oleh Wakil Presiden Raquel Pena, yang merupakan seorang politisi dan akademisi perempuan.

Sebanyak perwakilan dari 83 negara dan 24 organisasi internasional hadir pada pelantikan Presiden, antara lain pada level Kepala Negara/Pemerintahan Raja Spanyol, Presiden Guatemala, Presiden Honduras, Presiden Belize, Presiden Kosta Rika, Presiden Panama, Presiden Ekuador, Presiden Uruguay, Presiden Paraguay, Presiden Guyana serta Utusan Khusus, Menteri dan Duta Besar dari negara sahabat. 

Dubes RI Nana Yuliana bersama Presiden Republik Dominikana Luis Abinader. (Foto: KBRI Havana)

 Republik Dominikana adalah negara kepulauan di Karibia yang berbatasan dengan Laut Karibia di selatan dan Samudra Atlantik di utara. Ibu kotanya adalah Santo Domingo. Negara ini berbagi pulau Hispaniola dengan Haiti di barat laut. Republik Dominikana memiliki luas wilayah sekitar 48.442 km2 dan populasi sekitar 11,23 juta jiwa. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Spanyol.

Beberapa komitmen politik Luis Abinader pada Pemilu Presiden Republik Dominikana bulan Mei 2024 berjanji akan memperkuat ekonomi dengan penekanan pada stabilitas ekonomi dan pertumbuhan berkelanjutan, melanjutkan reformasi yang bertujuan mengurangi kemiskinan, pengangguran, penegakan hukum serta pengentasan korupsi.

Selain itu demi keamanan nasional dan kedaulatan akan memperkuat perbatasan untuk mencegah masuknya imigran dari Haiti. Kerja Sama Internasional juga menjadi prioritas termasuk dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis migrasi.

Indonesia dan Republik Dominikana resmi membuka hubungan diplomatik pada 20 September 2011 oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Dominikana, Carlos Morales Troncoso; di New York, di sela-sela Sidang Umum PBB.

Hubungan diplomatik kedua negara diresmikan untuk meningkatkan dan memperkuat hubungan persahabatan dan kerja sama, berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati kedaulatan kedua negara, berdasarkan prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Konvensi Wina tahun 1961 serta saling mendukung pada pencalonan di berbagai Organisasi Internasional.

Total perdagangan Indonesia dan Republik Dominikana tahun 2023 bernilai U$182,7 juta, total perdagangan Januari-Juni 2024 bernilai U$ 122,3 juta. Untuk nilai ekspor tahun 2023 adalah U$149,0 juta, sementara total ekspor Januari-Juni 2024 adalah U$111,4 juta. Nilai total impor kedua negara tahun 2023 adalah U$33,7 juta dan impor Januari-Juni tahun 2024 adalah U$ 10,9 juta.

Jumlah WNI di Republik Dominikana yang tercatat hingga Agustus 2024 sebanyak 13 orang. Terdiri atas ekspatriat, misionaris dan WNI yang menikah dengan warga Dominikana. (nat)