SinarHarapan.id-Finerenone, Obat ini bekerja dengan menghambat inflamasi dan fibrosis penyebab PGK.
PGK adalah masalah kesehatan global yang memengaruhi lebih dari 800 juta orang.
Di Indonesia, prevalensi PGK mencapai 0,38% berdasarkan data Riskesdas 2018.
Tanpa deteksi dini, banyak pasien baru sadar saat PGK sudah parah.
Pasien Tipe 2 berisiko tinggi mengalami PGK jika tidak mendapatkan penanganan tepat waktu.
Bayer mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan ginjal rutin melalui Hari Ginjal Sedunia.
Riaz Buksh menekankan, deteksi dini PGK dapat mencegah progresi ke gagal ginjal.
PGK sering tidak bergejala hingga mencapai tahap lanjut, seperti tahap 4 atau 5. Pemeriksaan LFG dan UACR membantu mendeteksi PGK sejak dini.
Sekitar 40% pasien Tipe 2 berpotensi mengalami komplikasi ginjal. Menurut dr. Tunggul, 80% kasus PGK bisa terhindar dengan intervensi tepat.
Pemeriksaan urin dan darah sederhana dapat membantu mendeteksi kerusakan ginjal lebih awal.
Selain deteksi, pengobatan komprehensif perlu untuk mengendalikan faktor risiko PGK.
Finerenone menghambat reseptor mineralokortikoid, mengurangi inflamasi dan fibrosis pada ginjal.
Studi menunjukkan Finerenone menurunkan kadar albumin urin hingga 31% dalam 4 bulan.
Terapi ini juga mengurangi risiko dialisis sebesar 36% pada pasien Diabetes Tipe 2.
Pedoman internasional merekomendasikan Finerenone sebagai bagian dari terapi utama PGK.
Finerenone adalah MRA nonsteroid pertama yang mendapat izin dari Badan POM untuk PGK terkait Diabetes Tipe 2.
Dengan inovasi ini, Bayer berkomitmen meningkatkan kualitas hidup pasien ginjal secara global.