Kepala Misi IOM untuk Indonesia Jeffrey Labovitz menerima penghargaan HPWA dari Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi - Jakarta, 26 April 2024 (Foto: Muhammad Aldi Rahman/ UNIC Jakarta)

SinarHarapan.id – Organisasi internasional PBB untuk migrasi, International Organisation for Migration/IOM, menerima anugerah Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI (HWPA)dari Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi atas bantuan dan pelindungannya terhadap warga negara Indonesia di Jakarta, Jumat (26/4)

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima penghargaan ini dalam kategori ‘Mitra Kerja Kementerian Luar Negeri’.

Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI merupakan penghargaan tahunan yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri kepada individu dan institusi dari berbagai sektor, termasuk kepala perwakilan RI di luar negeri, pejabat/staf perwakilan RI, mitra kerja Kementerian Luar Negeri dan mitra kerja perwakilan RI.

Dari kiri ke kanan, Jeffrey Labovitz Kepala Misi IOM untuk Indonesia, Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda dan Julanita R.S. Natalegawa National Partnership & Liaison Officer IOM Indonesia pada acara Hasan Wirajuda Pelindungan WNI (HWPA) – Jakarta, Jumat ( 26/4) (Foto: Muhammad Aldi Rahman/UNIC Jakarta)

Selain itu, penghargaan ini juga diberikan kepada instansi pemerintah atau pemerintah daerah, media, masyarakat sipil, pelayanan publik di perwakilan RI, dan tokoh-tokoh inspiratif yang memberikan kontribusi luar biasa bagi pelindungan WNI di luar negeri.

Tema tahun ini berfokus pada “Pelindungan dari Hulu ke Hilir: Pemberantas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Berbasis Teknologi.”

Tahun ini, sebanyak 23 individu dan enam lembaga dianugerahi penghargaan dalam acara yang diselenggarakan di Jakarta.

RPTC Bambu Apus, sebuah unit kerja nasional di bawah Kementerian Sosial, juga menerima penghargaan di bawah kategori Mitra Kerja Kementerian Luar Negeri.

Pemerintah Indonesia memperkirakan sekitar 3.428 orang Indonesia dipaksa bekerja dalam berbagai bentuk aktivitas kriminal daring di wilayah ASEAN, antara tahun 2020 dan 2023.

Unit Anti Perdagangan Orang IOM telah memberikan bantuan khusus bagi korban yang terdiri dari pemulangan, reintegrasi ekonomi, konseling psikologis, dan pelatihan literasi keuangan bagi 71 orang Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang untuk tujuan pemaksaan kerja paksa.

Pemutaran film pendek kolaborasi IOM Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri dan Creative Goods Inc. “Through The Screen” untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penipuan online melalui iklan lowongan kerja palsu yang mengarah pada eksploitasi manusia pada upacara penghargaan HWPA – Jakarta,, Jumat (26/4). (Foto: IOM Indonesia)

Selain itu, IOM Indonesia juga telah mendukung berbagai upaya pencegahan dan peningkatan kesadaran, seperti film pendek hasil kolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Creative Goods Inc. yang berjudul ‘Through the Screen.’

Film pendek ini menggambarkan bagaimana seorang anak muda dapat menjadi korban perdagangan orang untuk dipekerjakan secara paksa melalui call center penipuan di berbagai negara di Asia Tenggara.

Film ini telah ditonton lebih dari 22.000 kali secara online dan kampanyenya telah mencapai lebih dari 3 juta penonton di berbagai platform media sosial.

Menerima penghargaan tersebut sebagai perwakilan IOM, Jeffrey Labovitz, Kepala Misi IOM di Indonesia, menegaskan dedikasi teguh organisasi ini untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dalam upaya memerangi perdagangan orang.

“Komitmen kami adalah membekali para pekerja migran Indonesia dengan informasi yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang tepat terkait prospek pekerjaan mereka dan untuk memastikan migrasi yang aman, tertib dan teratur,” kata Jeffrey Labovitz.

“Kami merasa terhormat dan bersyukur menerima penghargaan ini dan menganggapnya sebagai pengakuan atas kerja sama yang erat dan berharga dengan Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Indonesia.”