Nasional

Perempuan Maritim, Semangat Kartini di PIS

×

Perempuan Maritim, Semangat Kartini di PIS

Sebarkan artikel ini

PT Pertamina International Shipping (PIS) menjadi salah satu yang menunjukkan bahwa industri maritim tak harus dominasi laki-laki. Kartini, tampaknya, kini juga berlayar.

Diah Kurniawati, Direktur Keuangan PT Pertamina International Shipping.

SinarHarapan.id – Di tengah peringatan Hari Kartini, semangat emansipasi tak hanya hidup di ruang-ruang pendidikan atau pemerintahan. Ia juga bergema di geladak kapal, di ruang kemudi, dan di balik strategi manajerial perusahaan pelayaran. PT Pertamina International Shipping (PIS) menjadi salah satu yang menunjukkan bahwa industri maritim tak harus dominasi laki-laki. Kartini, tampaknya, kini juga berlayar.

Sebagai subholding yang mengelola logistik laut, PIS mengambil langkah konkret dalam mendorong keterlibatan perempuan di sektor yang selama ini kerap dianggap “dunia laki-laki”. Tak sekadar simbolik, upaya mereka sudah membuahkan hasil: pada 2024, proporsi kepemimpinan perempuan di PIS mencapai 18,7 persen—melampaui target perusahaan sebesar 17,4 persen.

Baca Juga: Dukung Hilirisasi, PIS Angkut 30 Ribu Metrik Ton Lembaran Baja

Lautan Tak Lagi Sepi dari Perempuan

Selama ini, sektor maritim dikenal sebagai medan kerja yang keras dan berat. Jam kerja panjang, waktu yang lama di tengah laut, serta lingkungan kerja yang maskulin menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan. Data dari Organisasi Maritim Internasional (IMO) menyebutkan hanya sekitar 1,2 persen pelaut dunia yang perempuan—jumlahnya tak sampai 25.000 orang dari total pekerja global.

Namun PIS memilih untuk tidak menyerah pada angka dan stigma. “PIS telah menciptakan langkah progresif untuk mengatasi jumlah keterwakilan perempuan. Berkat upaya tersebut PIS memperoleh predikat sebagai Gender-Inclusive Workplace 2024 oleh UN Woman Indonesia.”kata Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron.

Penghargaan dan Target Jangka Panjang

Upaya ini tak luput dari perhatian internasional. Pada 2024, PIS dianugerahi predikat “Gender-Inclusive Workplace” oleh UN Women Indonesia—pengakuan atas komitmen perusahaan membangun tempat kerja yang setara. PIS sendiri telah memasang target ambisius: pada 2034, mereka ingin 30 persen posisi kepemimpinan diisi oleh perempuan.

Target ini selaras dengan arah kebijakan IMO dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) nomor 5, yakni mewujudkan kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

PERTIWI, Komunitas Perempuan Pelaut

Sebagai bagian dari strategi internal, PIS pada tahun lalu meluncurkan komunitas perempuan bernama PERTIWI SH IML. Nama yang bermakna kuat ini bukan sekadar identitas, melainkan ruang aktualisasi bagi para perempuan di PIS. Fokusnya pun mencakup empat pilar: pengembangan, kesejahteraan, keberlanjutan, serta kemitraan dan komunikasi.

Komunitas ini hadir bukan hanya sebagai forum diskusi, tetapi juga sebagai motor perubahan. Melalui pelatihan, mentoring, dan berbagai kegiatan sosial, PERTIWI mendorong perempuan untuk percaya diri dan mengambil peran lebih besar di dunia maritim.

Bersinergi Mewujudkan Industri Inklusif

Komitmen PIS tak hanya berhenti di internal. Perusahaan juga aktif membangun kolaborasi eksternal. Di antaranya bersama Indonesian National Ship Owners’ Association (INSA) dan Women in Maritime Associations Indonesia (WIMA). Lewat nota kesepahaman yang ditandatangani bersama, PIS dan mitra-mitranya bersepakat untuk menciptakan industri maritim yang lebih ramah terhadap perempuan.

PIS juga menandatangani komitmen Women’s Empowerment Principles (WEP) dari UN Women—sebuah kerangka kerja global yang mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan prinsip pemberdayaan perempuan dalam operasional bisnis.

Kesetaraan: Bukan Sekadar Cita-Cita, Tapi Kebutuhan

Bagi PIS, mendorong keterwakilan perempuan bukanlah pilihan tambahan, melainkan keharusan. “Keterwakilan perempuan di industri ini menjadi kebutuhan dalam pengelolaan industri yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Kami percaya semangat kesetaraan gender ini akan memperkuat aspek bisnis berkelanjutan di perusahaan maupun di industri,” ujar Baron.

Menurutnya, keberagaman perspektif menjadi kunci dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks. Kesetaraan gender tak hanya memperbaiki iklim kerja, tetapi juga memberi nilai tambah bagi kinerja perusahaan.

Menutup Dekade dengan Harapan

Seabad lebih sejak Kartini menuliskan kegelisahannya tentang peran perempuan, kini semangatnya masih menyala. Di tangan-tangan perempuan pelaut, teknisi, dan manajer, mimpi itu terus berlayar.

PIS, dengan segala ikhtiar dan keberaniannya, telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari dalam. Dan bahwa ruang-ruang kerja—termasuk yang terbuka di atas samudra—bisa menjadi tempat tumbuh yang aman dan setara bagi siapa saja, termasuk perempuan.

Kartini mungkin tak pernah membayangkan semangatnya bisa hidup di atas kapal tanker atau ruang kendali pelabuhan. Tapi hari ini, dari Jakarta hingga ke perairan internasional, semangat itu telah menyeberangi batas—dan terus mengarungi lautan masa depan.