Gaya Hidup

Semar Bertemu Robot: Teater Koma Gabungkan Tradisi dan Teknologi di Mencuri Semar

×

Semar Bertemu Robot: Teater Koma Gabungkan Tradisi dan Teknologi di Mencuri Semar

Sebarkan artikel ini

Teater Koma menghadirkan "Mencuri Semar", pertunjukan ke-235 bertema futuristik dan kecerdasan buatan. Semar hadir dalam dunia AI, mengeksplorasi tradisi dan teknologi secara kritis dan imajinatif.

SinarHarapan.id – Teater Koma kembali hadir dengan pertunjukan monumental ke-235 bertajuk “Mencuri Semar”, yang akan digelar pada 13–17 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan. Kali ini, kelompok teater legendaris ini membawa karakter ikonik Semar ke dalam dunia futuristik yang bersinggungan langsung dengan isu hangat: kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Mengusung alur fiksi futuristik bercampur tradisi, pertunjukan ini menempatkan Semar dan para Punakawan dalam ruang imajinasi modern—dunia di mana manusia perlahan berubah menjadi mesin, kehilangan rasa, hati nurani, dan kearifan lokal.

“Wah, kalau Semar ketemu robot gimana ya?” pancing Rangga Riantiarno, sutradara sekaligus penggagas naskah Mencuri Semar, dalam konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya, Kamis (31/7).

Menurut Rangga, pertemuan antara Semar dan teknologi adalah titik berangkat kreatif dari pertunjukan ini. Di tengah perbincangan global soal dominasi AI dalam kehidupan manusia, pertanyaan muncul: masih adakah ruang bagi suara hati dan kebijaksanaan seperti yang dibawa Semar?

“Ketika manusia makin seperti robot, lalu Semar datang — tokoh bijak yang menegur dengan humor, marah dengan kasih, apa yang akan terjadi?” ujar Rangga.

Cerita Mencuri Semar juga membawa napas lama dari pertunjukan ikonik Semar Menggugat (1995). Semar digambarkan bukan sekadar simbol kelucuan atau spiritualitas, melainkan sosok kompleks yang bisa marah, menasihati, dan mengguncang kesadaran.

“Semar itu paket komplit. Bisa lucu, bijak, keras, tapi penuh kasih. Dia bisa menyadarkan kalau kita sudah salah arah,” imbuh Rangga.

Pertunjukan ini menggabungkan konsep Jawa futuristik, sebuah eksplorasi visual dan naratif unik yang menyatukan nilai-nilai tradisi lokal dengan estetika masa depan. Properti, kostum, hingga musik disusun dengan perpaduan elemen klasik dan teknologi modern.

Dalam cuplikan pementasan di Galeri Indonesia Kaya, suasana tegang dan absurd muncul. Semar melantunkan nyanyian dengan nada resah, lalu Bagong berlari panik mengabarkan bahwa ada sekelompok makhluk aneh mencarinya — menghadirkan ketegangan, ironi, dan kritik sosial khas Teater Koma.

Kolaborasi Budaya: Teater Koma & Indonesia Kaya

Pementasan ini merupakan kolaborasi kreatif antara Teater Koma dan Indonesia Kaya. Menurut Billie Gamaliel, Program Manager Bhakti Budaya Djarum Foundation, kerja sama ini menegaskan komitmen kedua pihak dalam mengembangkan ekosistem seni pertunjukan di Indonesia.

“Kami ingin bukan hanya menghidupkan karya, tapi juga agar karya bisa menghidupi banyak orang. Itu visi yang sama dengan Teater Koma,” ujar Billie.

Dengan pendekatan satire yang kuat dan relevansi tema yang tinggi, Mencuri Semar diharapkan menjadi pertunjukan penting, tak hanya dalam sejarah Teater Koma, tetapi juga dalam lanskap teater modern Indonesia.