SinarHarapan.id-Presiden Joko Widodo memimpin Sidang Kabinet Paripurna perdana di lokasi yang dirancang sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Senin, 12 Agustus 2024. Mengawali sidang yang digelar di Istana Garuda tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah SWT atas kesempatan istimewa ini.
“IKN adalah sebuah kanvas yang mengukir masa depan, dan tak semua negara memiliki kesempatan atau kemampuan untuk membangun ibu kotanya yang dimulai benar-benar dari nol,” ujar Presiden dikutip dari keterangan tertulis BPMI Setpres.
Dalam pengantarnya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Nusantara dibangun dengan konsep forest city, yang dipenuhi dengan tumbuhan hijau, sekaligus sebagai smart city yang didukung teknologi dalam setiap aktivitasnya. “Juga liveable city, kota yang nyaman untuk ditinggali,” ungkap Presiden.
Presiden menekankan betapa sehatnya lingkungan di IKN, merujuk pada indeks kualitas udara yang sangat baik. Ia juga menyoroti pentingnya perubahan pola pikir dalam rangka pindah ke IKN.
“Kepindahan ke Ibu Kota Nusantara ini bukan hanya soal perpindahan fisik, tetapi juga tentang perpindahan pola pikir, perpindahan mindset, dan pola kerja kita yang memungkinkan kita bekerja dari mana saja. Mobilitas juga harus berubah,” tegas Presiden.
Presiden menjelaskan bahwa seluruh aktivitas mobilitas di IKN akan menggunakan kendaraan listrik dan energi hijau, serta menekankan pentingnya bangunan-bangunan di IKN yang mengarah pada konsep green building dan aksesibilitas yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda. Ia juga menegaskan bahwa IKN akan menjadi pusat ekonomi hijau dan digital yang mencakup berbagai sektor.
“Ekonomi yang akan dikembangkan di Ibu Kota Nusantara adalah ekonomi hijau dan ekonomi digital yang akan mengiringi pemerintahan di sini,” ujarnya.
Selain membahas IKN, sidang paripurna ini juga membahas beberapa isu penting lainnya. Presiden menyoroti penurunan PMI (Purchasing Manager Index) Indonesia yang telah masuk ke level kontraksi setelah 34 bulan ekspansi berturut-turut, dan menginstruksikan para menteri untuk mengantisipasi penurunan tersebut.
“Saya ingin dicari tahu penyebab utamanya dan segera diantisipasi karena penurunan PMI ini sudah terjadi sejak empat bulan terakhir,” ucap Presiden.
Presiden juga menekankan pentingnya belanja produk lokal, kemudahan bahan baku lokal, dan perlindungan terhadap industri dalam negeri. Selain itu, ia mendorong pencarian pasar ekspor baru untuk mengatasi perlambatan ekonomi dari mitra dagang utama Indonesia.
“Kita harus mencari pasar nontradisional dan potensi pasar ekspor baru,” tutur Presiden.
Sidang Kabinet Paripurna ini tidak hanya menandai dimulainya era baru di Ibu Kota Nusantara, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks.(isn/infopublik)