Internasional

UNESCO Dedikasikan Hari Pendidikan Internasional 2025 untuk AI

×

UNESCO Dedikasikan Hari Pendidikan Internasional 2025 untuk AI

Sebarkan artikel ini

Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, mengumumkan tema Hari Pendidikan Internasional 2025 adalah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

SinarHarapan.id – Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, mengumumkan tema Hari Pendidikan Internasional 2025 adalah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Dengan fokus pada peluang dan tantangan teknologi ini untuk pendidikan. Azoulay mendorong Negara Anggota UNESCO untuk berinvestasi dalam pelatihan guru dan siswa, memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab dalam pembelajaran.

“Kecerdasan buatan dapat menjadi alat yang luar biasa bagi pendidikan jika diterapkan berdasarkan prinsip etika yang kuat. AI seharusnya melengkapi, bukan menggantikan, peran manusia dalam pembelajaran,” kata Azoulay.

Artificial Intelligence dalam Pendidikan: Perkembangan Global

Penggunaan AI dalam pendidikan terus meningkat, terutama di negara-negara berpendapatan tinggi. Saat ini, lebih dari 2/3 siswa sekolah menengah telah menggunakan perangkat AI generatif untuk menyelesaikan tugas sekolah.

Baca Juga: Kebaya Diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Guru juga memanfaatkan AI untuk menyusun materi pelajaran dan memberikan penilaian. Namun, adopsi teknologi ini masih menghadapi tantangan besar:

  • Hanya 10% sekolah dan universitas yang memiliki pedoman resmi terkait penggunaan AI.
  • Hanya 7 negara yang telah mengembangkan program pelatihan AI untuk guru, dan 15 negara telah memasukkan pelatihan AI dalam kurikulum nasional.

Sebaliknya, hampir 40% negara kini memberlakukan kebijakan yang melarang penggunaan ponsel di sekolah, menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak teknologi dalam pendidikan.

Panduan UNESCO untuk AI dalam Pendidikan

Sebagai organisasi yang menangani pendidikan, sains, dan budaya, UNESCO telah menjadi pelopor dalam menangani dampak AI sejak 2011. Pada November 2021, UNESCO mengadopsi kerangka kerja global pertama yang menetapkan standar etika untuk penggunaan AI.

Pada tahun-tahun berikutnya, UNESCO meluncurkan berbagai publikasi. Hal ini termasuk panduan AI Generatif dalam Pendidikan dan Penelitian (2023). Lalu, kerangka Kompetensi AI untuk Siswa dan Guru (2024)

Panduan ini mengidentifikasi risiko dan manfaat AI, termasuk rekomendasi untuk menetapkan batas usia minimum 13 tahun dalam penggunaan AI di ruang kelas.

Prioritas Tetap pada Kebutuhan Dasar Pendidikan

UNESCO menegaskan bahwa investasi dalam AI harus bersifat tambahan, tanpa mengurangi anggaran untuk kebutuhan pendidikan dasar. Masih ada tantangan mendasar di banyak negara.

Antara lain, 1 dari 4 sekolah dasar belum memiliki akses listrik. Juga, 60% sekolah belum terhubung ke Internet.

Sementara itu, Azoulay menekankan bahwa sekolah dengan pengelolaan yang baik, guru yang termotivasi, dan fasilitas memadai tetap menjadi prioritas utama.

Dengan konferensi mendatang di Paris dan New York, serta diskusi global melalui webinar, UNESCO berharap Hari Pendidikan Internasional 2025 dapat menjadi titik awal kolaborasi global untuk memastikan Artificial Intelligence melayani siswa dan guru dengan cara yang inklusif dan etis.

Link: *
1. Panduan AI Generatif dalam pendidikan: https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000386693.locale=en
2. Kerangka Kompetensi AI untuk siswa: https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000386693.locale=en
3. Kerangka Kompetensi AI untuk guru: https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000386693.locale=en