Internasional

WNI Tidak Melawan, KBRI Kuala Lumpur Bertindak

×

WNI Tidak Melawan, KBRI Kuala Lumpur Bertindak

Sebarkan artikel ini

Insiden penembakan WNI terjadi sebelum lawatan Presiden RI ke Malaysia. Tidak jelas apakah ada pembahasan mengenai insiden tersebut dalam pertemuan Presiden RI dengan PM Malaysia. Atau apakah ada jaminan insiden serupa tidak terjadi di masa mendatang.

Direktur Perlindungan WNI, Kemlu RI, Judha Nugraha.

SinarHarapan.id – KBRI Kuala Lumpur telah menemui empat WNI yang dirawat di RS Serdang dan RS Klang, Malaysia. Dua korban, HA dan MZ, berasal dari Riau dan dalam kondisi stabil setelah mendapat perawatan.

“HA dan MZ menjelaskan bahwa tidak ada perlawanan dengan senjata tajam terhadap aparat APMM,” ujar perwakilan KBRI.

Dua korban lainnya masih kritis pasca operasi dan belum bisa memberikan keterangan. KBRI juga mengurus pemulangan jenazah seorang WNI berinisial B, yang akan dikirim ke Pulau Rupat, Riau, hari ini bergantung pada ketersediaan tiket penerbangan.

Pemerintah Indonesia memastikan hak-hak para WNI terpenuhi, termasuk membiayai perawatan mereka. “Kami akan mendampingi secara hukum dan memastikan keadilan bagi mereka,” kata KBRI Kuala Lumpur.

Kemlu telah meminta otoritas Malaysia melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden ini. “Kami menyoroti kemungkinan adanya penggunaan kekuatan berlebihan dan meminta transparansi dalam investigasi,” tegas perwakilan Kemlu.

Baca Juga: Penembakan WNI Jelang Lawatan Presiden RI ke Malaysia

Sebelumnya, pada 24 Januari 2025, APMM menembak sebuah kapal di perairan Tanjung Rhu, Selangor. Penembakan terjadi pada pukul 03.00 waktu setempat setelah penumpang kapal diduga melawan. Insiden ini menyebabkan satu WNI meninggal dunia dan empat lainnya terluka.

KBRI telah mengirimkan nota diplomatik kepada Malaysia untuk meminta penjelasan resmi. “Kami terus mengumpulkan informasi dan akan mengambil langkah hukum sesuai hasil investigasi,” ujar perwakilan KBRI. Perlindungan terhadap WNI tetap menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia.

Insiden penembakan terjadi sebelum lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Malaysia. Tidak ada pemberitaan mengenai hal tersebut dalam kunjungan kepala negara. Lawatan tetap berlangsung. Tidak jelas apakah ada pembahasan mengenai hal tersebut dalam pertemuan Presiden RI dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim, atau dengan Yang Di Pertuan Agung Malaysia.