SinarHarapan.id – Bagi sebagian besar orang, diskus tulang belakang akan mengalami kemerosotan seiring waktu. Pada usia 35, sekitar 30% orang akan menunjukkan tanda-tanda degenerasi diskus level satu atau lebih. Pada usia 60, lebih dari 90% orang akan menunjukkan beberapa tanda-tanda kemunduran diskus.
Jepang adalah negara super-manula. Pada tahun 2011, harapan hidup dan harapan hidup sehat masing-masing adalah 79,4 tahun dan 72,3 tahun untuk laki-laki, dan 85,9 tahun dan 73,6 tahun untuk perempuan. Indeks populasi lansia (100 × populasi> 65 tahun / populasi produktif [15-64 tahun]) adalah 36,6% menunjukkan negara tertua di 2011, diikuti oleh Jerman (31,2%), dan Italia (30,9%) 4).
Dengan fakta di atas penyakit tulang belakang degeneratif sering terlihat di Jepang. Biasanya perawatan melalui bedah diperlukan untuk mencegah kemunduran kondisi pasien dan untuk memperbaiki gejala klinis.
Karena usia lanjut itu sendiri merupakan faktor risiko utama untuk menjalani pembedahan dan lansia memiliki lebih banyak komorbiditas (penyakit lain yang menyertai) daripada pasien yang lebih muda, ahli bedah di Jepang lebih sering dibandingkan dari tempat-tempat lain berupaya untuk menghindari penggunaan metode pengobatan invasif yang tidak perlu.
Kondisi ini membuat metode perawatan inovatif dan canggih yang invasif-minimal dan ultra-minimal menjadi pilihan terbaik.
Salah satu rumah sakit yang memfokuskan perawatan dengan metode minimal invasif terkait bedah tulang belakang adalah Nonaka Lumbago Clinic. Sebuah metode invasif minimal diperkenalkan oleh lembaga ini, salah satunya yang berada di Asia dan satu-satunya di dunia di luar AS dimana DST (Discseel ™ Procedure) dilaksanakan.
Pengobatan DST (Discseel ™) diyakini sebagai satu-satunya prosedur tulang belakang regeneratif yang benar-benar dapat menutup dan menyembuhkan dinding diskus tulang belakang yang sobek.
Pasien dapat mengirim gambar MRI mereka melalui email atau WhatsApp untuk mengkonfirmasi apakah mereka adalah kandidat untuk perawatan dan apabila memiliki pertanyaan mereka akan dijawab dalam bahasa Inggris atau Mandarin, sebelum mereka memutuskan untuk menjalani perawatan.
“Teknik bedah invasif minimal cenderung memiliki periode pemulihan yang setengah lebih pendek daripada dalam operasi tradisional, karena perawatan invasif ultra-minimal yang membutuhkan lebih sedikit, hampir tanpa waktu pemulihan sama sekali. Karena sifatnya yang sedikit intrusif dari prosedur invasif ultra-minimal, tubuh secara keseluruhan lebih sedikit terluka dan karenanya sembuh lebih cepat,” kata Direktur Nonaka Lumbago Clinic Dr Yasuyuki Nonaka sebagai yang bertempat di Osaka, Jepang.
Berikut ini adalah ringkasan dari 5 jenis perawatan rawat jalan ultra-minimal invasif di Jepang untuk nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh hernia intervertebralis (dikenal juga sebagai saraf terjepit atau selip), stenosis tulang belakang, degenerasi diskus intervertebralis, spondylolisthesis, spondylolysis, ketidakstabilan dari tulang belakang lumbar, skoliosis tulang belakang lumbar, dll.
- PODT (Percutaneous Ozone Disc Treatment)
Terapi oksigen-ozon untuk hernia diskus mencapai popularitas di Eropa dan Asia sejak pertama kali diperkenalkan pada 1980-an. Dalam prosedurnya, gas ozon disalurkan melalui jarum 0,8 mm langsung ke diskus yang rusak.
“Karena oksidasi proteoglikan, yang merupakan protein yang ditemukan dalam pusat diskus mirip gel yang disebut nucleus pulposus, ia akan menyusut yang menyebabkan bagian yang menonjol melepaskan tekanan pada akar saraf. Ini akan menurunkan jumlah rasa sakit yang Anda rasakan,” kata Dr Yasuyuki Nonaka.
Ozon memiliki efek anti-inflamasi yang selanjutnya dapat mempercepat pemulihan akar saraf yang mengalami iritasi dan menghilangkan rasa sakit. Selain itu, perawatan PODT dimungkinkan bahkan dalam kasus-kasus ketika perawatan PLDD atau perawatan laser hybrid tidak cocok.
Perawatan PODT menyebabkan lebih sedikit kerusakan bila dibandingkan dengan pembedahan, perawatan PLDD, atau perawatan laser hibrid, dan ini adalah salah satu metode perawatan yang efektif untuk herniasi ringan hingga sedang (diskus tergelincir) dimana pembedahan tidak diindikasikan.
- PLDD (Percutaneous Laser Disc Decompression)
Pada tengah Februari 1986, Peter Ascher dan Daniel Choy melaksanakan dekompresi diskus dengan laser perkutan pertama kalinya. Sejak itu, PLDD atau yang disebut perawatan laser telah menyebar ke seluruh dunia.
Dilakukan dengan jarum parasentesis 1mm melalui mana serat optik dimasukkan, dan energi laser diarahkan ke diskus tulang belakang yang rusak, menguapkan sebagian kecil dari nucleus pulposus.
Ini menciptakan kekosongan parsial yang menjauhkan herniasi dari akar saraf, sehingga mengurangi rasa sakit. Metode PLDD efektif untuk hernia diskus dengan tekanan internal tinggi yang mengalami herniasi ringan hingga sedang tanpa mengalami prolaps melalui ligamen.
- PLOT (Percutaneous Laser and Ozone Treatment)
Pada 2015 Dr. Iehisa Nonaka mengajukan ide yang menggabungkan keunggulan dari PLDD dan PODT dan sejak itu prosedur ini telah berhasil dilaksanakan di Jepang. Perawatan ini hanya cocok untuk hernia diskus. Sama seperti metode PLDD, PLOT efektif untuk hernia diskus dengan tekanan internal tinggi yang memiliki tingkat herniasi ringan hingga sedang (diskus tergelincir) tanpa prolaps melalui ligamen.
Manfaat dari perawatan laser adalah mengurangi tekanan di dalam diskus intervertebralis yang merupakan penyebab herniasi; manfaat dari pengobatan ozon adalah meredakan peradangan saraf yang disebabkan oleh herniasi. Karena keunggulan masing-masing perawatan berbeda, efektivitas tinggi dapat diantisipasi dengan menggabungkannya.
- PIDT (Percutaneous Implant Disc Treatment)
Metode PIDT adalah perawatan dimana gel intradiscal disuntikkan melalui jarum 0,8 mm ke bagian menonjol dari diskus intervertebralis (“nucleus pulposus,” atau inti sisi dalam). Gel yang ditemukan pada tahun 2008 di Perancis ini bersifat higroskopis, karenanya menyerap air dari nucleus pulposus yang tergusur dari diskus yang tergelincir dan bisa membuat herniasi menyusut kembali.
“Konsekuensinya, tekanan pada akar saraf terjepit terbebaskan dan gejala (nyeri, kebas, dll) secara bertahap menghilang ketika peradangan pada akar saraf yang iritasi mereda. Karena bahan yang disuntikkan tetap berada dalam diskus intervertebralis sebagai implan setelah perawatan, itu juga dapat berfungsi sebagai bahan penyangga atau bantalan, dan kelangsungan fungsi diskus intervertebralis ini sudah terantisipasi,” kata Dr Yasuyuki Nonaka.
- DST (Discseel™) Treatment
Prosedur Discseel ™ dikembangkan pada tahun 2010 oleh tim spesialis yang dipimpin oleh Dr. Kevin Pauza untuk pengobatan nyeri lumbar kronis dan nyeri diskus servikal. Dr. Kevin Pauza tergerak untuk mengembangkan Prosedur Discseel setelah membantu ratusan pasien yang gagal untuk mengalami pemulihan setelah operasi tulang belakang. Ini membuatnya menyadari bahwa metode saat ini perlu diperbarui, agar dapat memberikan pasien pilihan perawatan yang lebih baik.
“Seringkali orang yang menderita Penyakit Diskus Degeneratif terganggu dengan nyeri punggung dari satu atau lebih diskus yang robek, yang menyebabkan radang saraf didalam diskus serta saraf tulang belakang yang berdekatan menyebabkan nyeri punggung dan nyeri kaki atau nyeri leher dan lengan. Ketika diskus bocor, lama kelamaan ia bisa kehilangan hidrasi dan terjadinya degenerasi,” kata Dr Yasuyuki Nonaka.
Saat ini, pengobatan DST (Discseel ™) diyakini sebagai satu-satunya prosedur tulang belakang regeneratif yang benar-benar dapat menutup dan menyembuhkan dinding diskus tulang belakang yang sobek.
Menggunakan Fibrin biologis yang disuntikkan melalui jarum 0,8mm untuk memperbaiki diskus rusak, memungkinkan tubuh individu untuk mengganti sel yang rusak dengan sel-sel baru.
Pada dasarnya, tujuan Prosedur Discseel® adalah agar Fibrin biologis menyegel dan memicu pertumbuhan jaringan diskus yang sehat dan baru di mana jaringan terkoyak, dalam upaya menghentikan diskus agar tidak bocor, dan tidak lagi meradang saraf yang menyebabkan rasa sakit dan kebas di belakang dan anggota badan.
Studi yang ada mempertegas bahwa Fibrin menyegel diskus, mengembalikannya ke kekuatan mekanis normal, yang selanjutnya berkontribusi untuk menstabilkan tulang belakang dan membuatnya menjadi pengobatan yang efisien tidak hanya untuk hernia intervertebralis dan degenerasi diskus intervertebralis tetapi juga untuk beberapa kasus spondylolisthesis, spondylolysis dan ketidakstabilan lumbar tulang belakang.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang sama-sama dimiliki oleh 5 prosedur di atas:
– Risiko minimal kerusakan saraf karena dilakukan dengan jarum paracentesis dengan panduan sinar X secara real-time
– Risiko infeksi minimal, tidak ada bekas luka, tidak ada kehilangan darah dan tidak perlu transfusi darah karena tidak diperlukan sayatan
– Menerapkan anestesi parsial yang memungkinkan mereka bebas dari rasa sakit dan menghindari risiko anestesi umum
– Hanya butuh waktu 15 ~ 40 menit untuk menyelesaikan (tergantung pada jumlah diskus yang dirawat)
– Dilakukan sebagai prosedur rawat jalan, pasien dapat berjalan 30 menit setelah perawatan, meninggalkan rumah sakit 1 jam setelah selesai dan kembali bekerja dalam beberapa hari
– Asuransi Kesehatan Internasional berlaku di Jepang
– Tingkat keberhasilan lebih tinggi dari 73%
– Tingkat kekambuhan rendah di bawah 5%
Semua 5 metode tersebut memberikan solusi yang berbeda untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh herniasi diskus (diskus bergeser), tetapi karena setiap kasus unik, hanya dokter berpengalaman yang dapat memilih dan merekomendasikan yang paling cocok untuk kondisi setiap pasien.
Di Jepang ada berbagai rumah sakit yang menawarkan metode perawatan bedah dan non-bedah. Ada juga klinik yang sangat khusus yang hanya menyediakan satu atau hanya beberapa perawatan minimal invasif. Nonaka Lumbago Clinic dikenal sebagai satu-satunya di Jepang yang menyediakan kelima metode perawatan invasif minimal lima di atas.
Faktanya, Nonaka Lumbago Clinic adalah satu-satunya di dunia di luar AS dimana DST (Discseel ™ Procedure) dilaksanakan. Dr Yasuyuki Nonaka adalah dokter pertama di Asia yang bersertifikasi untuk melaksanakan prosedur ini.
Pasien dapat mengirim gambar MRI mereka melalui email atau WhatsApp untuk mengkonfirmasi apakah mereka adalah kandidat untuk perawatan dan apabila memiliki pertanyaan mereka akan dijawab dalam bahasa Inggris atau Mandarin, sebelum mereka memutuskan untuk menjalani perawatan. (jpp)