Internasional

RI Minta Dukungan Belanda Atasi Hambatan Perdagangan Uni Eropa

×

RI Minta Dukungan Belanda Atasi Hambatan Perdagangan Uni Eropa

Sebarkan artikel ini
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Liesje Schreinemcher beserta delegasi kedua negara di sela G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di Jaipur, India., Jumat, (25/8). (Foto: Kemendag)

SinarHarapan.id – Indonesia meminta dukungan Belanda sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa agar Uni Eropa tidak menerapkan kebijakan perdagangan yang dapat berdampak negatif pada petani Indonesia. Perdagangan Indonesia dan Uni Eropa memiliki potensi yang sangat besar, namun dapat terhambat ketika Uni Eropa mengeluarkan regulasi antideforestasi (European Union Deforestation Regulation/EUDR).

“EUDR berpotensi berdampak negatif terhadap ekspor produk unggulan Indonesia seperti sawit, kopi, karet, dan kayu. Kami meminta dukungan kepada Pemerintah Belanda agar meminimalisir hambatan bagi produk Indonesia yang telah memenuhi aspek berkelanjutan untuk masuk ke Uni Eropa,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Liesje Schreinemcher Jumat, (25/8) di sela G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di Jaipur, India.

Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan, yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Hasibuan.

Kedua pihak juga mendorong penyelesaian Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) pada 2024.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Liesje Schreinemcher Jumat, (25/8). (Foto: Kemendag)

“Sesuai mandat, Tim Perunding akan mengupayakan penyelesaian perundingan segera. Indonesia juga berharap Pemerintah Belanda dapat mendorong upaya tersebut,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Dirjen PPI Djatmiko menuturkan, implementasi IEU CEPA diproyeksikan akan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi Indonesia-Uni Eropa.

“Belanda merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar di Eropa saat ini, implementasi perjanjian dagang komprehensif tentunya akan saling menguntungkan pelaku bisnis di kedua negara,” tambah Djatmiko.

Total perdagangan Indonesia-Belanda pada periode Januari–Juni 2023 tercatat sebesar USD 2,35 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Belanda sebesar USD 1,87 miliar serta impor Indonesia dari Belanda sebesar USD 484,9 juta. Sedangkan pada 2022, total perdagangan kedua negara mencapai USD 6,23 miliar atau meningkat 13,8 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 5,48 miliar.

Adapun produk ekspor utama Indonesia ke Belanda yaitu asam lemak monikarboksilat industri, minyak sawit dan fraksinya, bungkil dan residu padat lainnya, kopra, dan asam monokarboksilat asilik jenuh. Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Belanda yaitu limbah dan skrap kertas; limbah dan skrap plastik; olahan makanan; mentega dari susu; serta bawang merah, bawang putih, dan daun bawang segar.

Network

SinarHarapan.id – Indonesia terus menunjukkan komitmen terhadap perjuangan Palestina dengan mengajukan resolusi di Majelis Umum PBB. Resolusi bertajuk “Demand…