SinarHarapan.id – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali bertemu Wakil Presiden Eksekutif dan Komisaris Eropa untuk Perdagangan Valdis Dombrovskis untuk membahas perkembangan perjanjian Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di Jaipur, India pada Kamis, (24/8).
Pertemuan dilaksanakan di sela Pertemuan Perdagangan dan Investasi G20 (Trade And Investment Ministers’ Meeting/TIMM) yang berlangsung pada 24—25 Agustus 2023.
Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan, yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Bara Hasibuan.
Mendag Zulkifli Hasan menegaskan, Indonesia siap mempercepat penyelesaian Perundingan IEU- CEPA 2024 sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Ursula von der Leyen.
“Tim Perunding telah mendapatkan mandat dan Indonesia siap untuk segera menyelesaikan perundingan,” kata Mendag Zulkifli Hasan. Di sisi lain, Mendag Zulkifli Hasan juga mendorong Uni Eropa untuk memiliki semangat yang sama.
“Uni Eropa juga harus siap bersikap fleksibel dalam perundingan, sehingga perjanjian yang disepakati dapat memberikan manfaat yang seimbang bagi kedua pihak,” terang Mendag Zulkifli Hasan.
Kedua pihak juga membahas beberapa isu perdagangan Indonesia-Uni Eropa, termasuk regulasi deforestasi Uni Eropa dan perkembangan kasus sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
“Kita tetap menolak regulasi lingkungan yang bersifat diskriminatif, parsial, dan menyulitkan petani kecil Indonesia. Harus dilakukan pendekatan yang lebih kolaboratif dan mengakomodir masukan negara mitra,” tegas Mendag Zulkifli Hasan.
Merujuk sengketa dagang di WTO, Mendag Zulkifli Hasan menegaskan kesiapan Indonesia untuk mengamankan kepentingan nasional sesuai dengan koridor WTO.
Saat ini, terdapat empat kasus Indonesia dengan Uni Eropa di WTO, yaitu larangan ekspor nikel Indonesia, kebijakan Uni Eropa terhadap produk minyak sawit, pengenaan bea masuk imbalan (BMI) dan bea masuk anti-dumping (BMAD) oleh Uni Eropa terhadap baja Indonesia, serta pengenaan BMI oleh Uni Eropa terhadap biodiesel Indonesia.
“Indonesia akan terus memperjuangkan kebijakan domestiknya dan akses bagi produk Indonesia di negara mitranya, termasuk Uni Eropa,” tegas Mendag Zulkifli Hasan.
Uni Eropa menempati urutan ketiga sebagai tujuan ekspor dan urutan keempat sebagai negara asal impor bagi Indonesia. Pada Januari—Juni 2023, total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa tercatat sebesar USD 15,8 miliar. Pada periode ini ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar USD 8,8 miliar sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa tercatat sebesar USD 6,9 miliar.
Adapun pada 2022, total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa tercatat sebesar USD 33,1 miliar, naik 13,9 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 29,1 miliar. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar USD 21,5 miliar. Sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa tercatat sebesar USD 11,7 miliar.
Produk ekspor Indonesia ke Uni Eropa di antaranya minyak sawit dan fraksinya, asam lemak monokarboksilat industri, batubara, Bijih tembaga dan konsentrat, serta alas kaki dengan sol luar dari karet. Sedangkan, impor utama Indonesia dari Uni Eropa di antaranya tabung dan pipa lainnya, obat-obatan, vaksin untuk manusia dan hewan, mesin untuk membuat pulp dari bahan selulosa berserat, serta limbah dan skrap.