SinarHarapan.id-Kanker masih menjadi momok bagi semua insan manusia. Setiap orang bisa melawan kanker.
Sebagai wadah untuk menceritakan perjalanan perjuangan melawan kanker, MSD Indonesia, perusahaan farmasi global, bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mempersembahkan pameran seni yang menampilkan lukisan, tipografi, dan berbagai jenis karya lainnya dari para penyintas kanker.
Pameran bertema “Close the Care Gap” ini, diselenggarakan di Indonesia Design District, PIK 2, pada 2-4 Februari 2024 dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia.
Kanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskular. Indonesia mencatat 396.914 kasus kanker dengan total kasus kematian sebesar 234.511 orang pada 2020. Jenis kanker yang paling tinggi terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yang menyumbang 16,6 persen dari total 396.914 kasus, diikuti oleh kanker serviks, kanker paru, kanker usus dan kanker hati.
“Hal yang mengkhawatirkan adalah pergeseran usia penderita kanker yang sebelumnya didominasi oleh pasien di atas usia 55 tahun, menjadi di bawah 50 tahun. Temuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal akses terbuka British Medical Journal (BMJ) Oncology yang dirilis pada September 2023, menunjukkan bahwa kasus kanker baru pada usia di bawah 50 tahun mencapai 1,82 juta orang di dunia – meningkat 79 persen selama tiga dekade terakhir.” jelas Koordinator Bidang Humas Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pratiwi Astar.(1/2/20234)
Pratiwi mengingatkan, diagnosis kanker bukanlah akhir dari segalanya. Pasien kanker masih dapat sembuh, apalagi jika ditemukan saat stadium masih dini. Oleh sebab itu, sangatlah penting melakukan deteksi dini kanker melalui skrining. Selain itu, baik pasien, keluarga dan masyarakat luas juga penting untuk membekali diri dengan pengetahuan mengenai ciri, ragam tes penunjang, hingga perawatan inovatif seputar kanker – termasuk perawatan paliatif.
“Dukungan sosial melalui komunitas seperti Yayasan Kanker Indonesia membantu pasien dan penyintas kanker agar kualitas hidup dapat tetap terjaga, bahwa mereka tidak sendirian, dan dapat tetap aktif dalam berbagai kegiatan kreatif seperti pameran karya seni pejuang dan penyintas kanker ini, sehingga memberi harapan dan meningkatkan rasa percaya diri,” ungkap Pratiwi.
Kesungguhan dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kanker juga disampaikan George Stylianou, Managing Director, MSD Indonesia. “Di tengah kasus kanker yang masih terus meningkat, sayangnya masih kita temukan kesenjangan terkait pemahaman kanker di Indonesia. Tiga tantangan utama yang kerap ditemukan antara lain misinformasi, keterlambatan penanganan, serta keengganan untuk melakukan terapi atau pengobatan. Inilah mengapa, MSD bersama YKI melihat pentingnya edukasi terkait kanker untuk digaungkan dengan lebih luas lagi – mulai dari mengenal jenis, cara mendeteksi kanker dan tes penunjang untuk diagnosa kanker, hingga informasi seputar pengobatan kanker yang salah satunya adalah pengobatan inovatif yang ada di Indonesia.” Salah satu jenis pengobatan kanker inovatif yang tersedia adalah imunoterapi. Terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan sel-sel kanker.
Lika-liku perjalanan kehidupan yang dilalui terkait kanker, diceritakan konten kreator Hada Kusumonegoro yang menjadi caregiver mendiang sang ibu, Nita, yang didiagnosa mengidap kanker paru pada 2017 sebelum menutup usia di tahun berikutnya.
“Ketika pertama kali menerima informasi bahwa ibu menderita kanker, tentu kami sekeluarga merasa sangat terpukul. Meski demikian, kami tidak mau menyerah begitu saja. Saya memutuskan untuk mendampingi dan menjadi caregiver bagi ibu. Hal pertama yang saya lakukan adalah membekali diri dengan informasi-informasi yang tepat terkait kanker paru, serta terbuka dengan terapi kesehatan yang tersedia. Sebagai caregiver, yang juga penting untuk diperhatikan adalah kesehatan mental diri sendiri, dan juga pasien kanker. Agar proses perawatan bisa dilalui dengan lebih optimis sambil menatap kedepan menyongsong hari esok.”
Sejalan dengan pengalaman Hada, pada pameran seni bertajuk “Close the Care Gap”, lebih dari 124 karya seni dari penyintas kanker dipamerkan – menceritakan empat fase perjalanan yang mencerminkan perasaan dan pengalaman mereka setelah didiagnosis kanker:
● “Hati dan Pikiran Saat Terdiagnosis Kanker” yang menyelami keadaan pikiran saat pertama kali pasien terdiagnosis kanker
● “Warna-warni Mimpi Pejuang Kanker” yang menggambarkan impian dan tekad para penyintas dalam meraih mimpi untuk menang melawan kanker
● “Ceritaku Bersama Kanker” yang memberikan perspektif penuh haru tentang perjalanan saat berjuang melawan kanker; dan
● “Perjuangan dan Mimpi Sebagai Penyintas Kanker” membuka pintu menuju pemahaman mengenai harapan kedepan dari para penyintas kanker.
Lebih dari sekadar pameran karya seni, kegiatan ini juga diisi dengan berbagai talk show edukasi dan seminar kesehatan bertajuk ‘Ngobrolin Kanker’. Beberapa topik yang diangkat meliputi pemahaman tentang kanker paru, kanker payudara, kanker serviks, edukasi mengenai perjuangan awal dalam melawan kanker, mitos terkait kanker, hingga ragam tes penunjang untuk pasien kanker.