Internasional

Indonesia Dukung Prioritas Ekonomi Malaysia di ASEAN 2025

×

Indonesia Dukung Prioritas Ekonomi Malaysia di ASEAN 2025

Sebarkan artikel ini

Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti menegaskan pentingnya penyelesaian perundingan dan kerja sama yang dapat memperkuat perdagangan serta rantai pasok regional.

Pada pertemuan ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Retreat ke-31 di Desaru, Johor, Malaysia, Wamendag Roro hadir sebagai Ketua Delegasi Indonesia.

SinarHarapan.id – Indonesia mendukung pencapaian ekonomi Malaysia selama kepemimpinannya di ASEAN 2025. Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti menegaskan pentingnya penyelesaian perundingan dan kerja sama yang dapat memperkuat perdagangan serta rantai pasok regional.

Pada pertemuan ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Retreat ke-31 di Desaru, Johor, Malaysia, Wamendag Roro hadir sebagai Ketua Delegasi Indonesia.

Ia didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, serta Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia, Dina Kurniasari. Pertemuan ini dipimpin Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Tengku Abdul Aziz.

Prioritas Ekonomi ASEAN 2025

Malaysia mengajukan sembilan inisiatif sebagai capaian ekonomi selama keketuaannya. Inisiatif tersebut mencakup penyelesaian Protokol ke-2 Perubahan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA) serta penandatanganan perundingan peningkatan perdagangan bebas ASEAN–China (ACFTA).

Baca Juga: Bertemu PBB, Wamenlu RI Bahas Makan Bergizi Gratis

Selain itu, ASEAN juga menargetkan penyelesaian reviu Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN–India (AITIGA), deklarasi kerja sama ekonomi ASEAN–Gulf Cooperation Council (GCC), serta finalisasi Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA).

Wamendag Roro menegaskan, “Dukungan Indonesia terhadap agenda ekonomi ASEAN 2025 akan memperkuat integrasi kawasan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.”

Konsultasi dengan ASEAN-BAC

Para Menteri ASEAN mengawali pertemuan dengan sesi konsultasi bersama ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC). Diskusi ini membahas inisiatif prioritas, seperti peningkatan perdagangan dan investasi, integrasi ekonomi, pembangunan berkelanjutan, serta transformasi digital.

ASEAN juga menerima laporan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) mengenai rantai pasok industri semikonduktor. Laporan ini bertujuan memetakan industri dan mendukung kebijakan yang lebih strategis. McKinsey turut memaparkan perkembangan ekonomi global dan prospek kawasan.

Pertemuan Bilateral Indonesia dengan Negara ASEAN

Sementara itu, di sela pertemuan AEM Retreat, Wamendag Roro menghadiri pertemuan bilateral dengan beberapa negara ASEAN, termasuk Malaysia dan Singapura. Pembahasan mencakup kerja sama baru serta strategi percepatan perundingan di ASEAN.

“Saat pertemuan bilateral, beberapa Menteri ASEAN menyatakan dukungan terhadap usulan non-paper Indonesia untuk menghadapi tantangan perdagangan global,” ujar Wamendag Roro. Ia menekankan pentingnya ASEAN meningkatkan sentralitasnya melalui perjanjian ASEAN+1 dan RCEP.

Persiapan Perundingan ASEAN-Canada FTA

Sebelum pertemuan AEM Retreat, telah berlangsung Preparatory SEOM (Prep-SEOM) pada 26 Februari 2025. Indonesia, sebagai koordinator perundingan ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA), melaporkan perkembangan negosiasi yang di targetkan selesai pada 2025. Indonesia juga mengajukan dukungan SEOM agar usulan non-paper dapat di bahas lebih lanjut.

Dengan komitmen yang kuat, Indonesia berharap ASEAN semakin solid dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan memperkuat pertumbuhan kawasan.