Internasional

ACBI Tampilkan Cokelat Indonesia di SIAL Paris 2024

×

ACBI Tampilkan Cokelat Indonesia di SIAL Paris 2024

Sebarkan artikel ini

Asosiasi Cokelat Bean to Bar Indonesia (ACBI) mempresentasikan produk Indonesia di pameran Salon International de l'Alimentation (SIAL) Paris pada 19-23 Oktober 2024 .

ACBI akan mempresentasikan produk Indonesia di pameran Salon International de l'Alimentation (SIAL) Paris pada 19-23 Oktober 2024 . (Foto: ACBI)

SinarHarapan.id –   Kakao adalah komoditas perkebunan dengan prospek cerah. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan dan tumbuh baik di kawasan tropis. Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai produsen biji kakao terbesar dunia.

Pada tahun 2020, Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Produksi kakao Indonesia mencapai 659,7 ribu ton, menyuplai 9,17 persen pasar global.

Aprilia Melissa dari ACBI menyatakan harga biji cokelat dunia meningkat. Meski begitu, permintaan pasar tetap optimis.

ACBI akan memperkenalkan produk Indonesia di SIAL Paris pada 19-23 Oktober 2024. Aprilia menekankan pentingnya partisipasi aktif di pameran internasional, terutama di Eropa.

Pasar global mencari produk kakao berkualitas tinggi, khususnya biji cokelat single origin. Ia menekankan perlunya mendata potensi tersebut di setiap daerah dan melatih petani lokal untuk fermentasi biji cokelat.

Dengan langkah ini, produk biji cokelat Indonesia dapat bersaing di pasar premium. Contoh biji cokelat Berau, Kalimantan Utara, kini diminati berkat fermentasi oleh kelompok lokal.

Ini menunjukkan literasi gastronomi yang mendorong pengembangan pariwisata. Meskipun biji cokelat Derawan lebih terkenal, Berau membutuhkan pengenalan lebih lanjut. Kedua sektor ini dapat bekerja sama untuk meningkatkan potensi pertanian dan pariwisata.

Kisah serupa muncul di Gaura, Sumba Barat Daya, yang menghasilkan biji cokelat single origin. Kenaikan harga ekspor membantu petani lokal dan pariwisata berkembang berkat industri cokelat.

Petani di Ransiki, Papua Barat, merasakan manfaat pelatihan fermentasi. Biji kakao Ransiki, yang tumbuh di Pegunungan Arfak, memiliki rasa creamy dan manis. Pada 2023, biji ini meraih penghargaan dari CIAT.

Cokelat Ransiki menawarkan pengalaman istimewa dengan rasa kaya dan aroma buah. Produk ini mencerminkan keindahan dan kekayaan tanah Papua.

Kakao di Indonesia sudah ada sejak Orde Baru, tetapi pelatihan fermentasi kurang. Indonesia menghasilkan 460 ribu ton kakao untuk ekspor, namun kualitasnya dianggap rendah.

Kurangnya pelatihan menjadi masalah utama. Situasi mulai membaik berkat komitmen pengrajin cokelat lokal yang memberikan pelatihan fermentasi.

“Kita dalam tahap percobaan, tetapi optimis hasil produktif akan muncul. Sektor ini berpotensi menyerap banyak tenaga kerja. Indonesia memiliki potensi single origin dan lahan memadai. Dengan pelatihan fermentasi, kita bisa memperkuat sektor ini,” ujar Aprilia.

Menurut ICCO, Indonesia adalah pengolah produk kakao terbesar ketiga setelah Belanda dan Pantai Gading. Volume produk kakao yang diekspor mencapai 327.091 ton, dengan 80 persen diekspor ke 96 negara.

Ekspor produk cokelat meningkat 9,59 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.

Indonesia kini menjadi salah satu eksportir kakao terkemuka. Pada 2022, nilai ekspor kakao mencapai USD 1,13 miliar, dengan tujuan utama Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat.

ACBI beranggotakan para pembuat cokelat artisan yang menggunakan biji kakao fermentasi. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan transparansi.

ACBI juga membeli biji kakao langsung dari petani untuk memastikan harga adil. Mereka berupaya mengkampanyekan produk cokelat yang sehat.

Masyarakat perlu memahami kadar gula dalam cokelat. Pengusaha cokelat artisanal menawarkan produk dengan kandungan kakao di atas 55 persen.

Pameran SIAL Paris adalah acara terbesar untuk industri makanan dan minuman. Diadakan setiap dua tahun di Paris, pameran ini menarik ribuan exhibitor dan pembeli.

ACBI akan membuka stand di SIAL Paris 2024 untuk mendukung ekspor produk cokelat artisan Indonesia. Terve, perusahaan cokelat dari Bandung, akan mewakili ACBI di pameran tersebut.

Terve adalah pengrajin cokelat premium dari Bandung yang fokus pada kualitas. Mereka memproduksi cokelat dengan kandungan di atas 55 persen dari biji kakao Indonesia.

Meskipun baru setahun, Terve telah melakukan ekspor ke Jepang dan sedang mengembangkan pasar di negara lain.